Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bos IMF Peringatkan Risiko Pelambatan Ekonomi akibat Perang Dagang

Kompas.com - 02/10/2018, 11:46 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

WASHINGTON, KOMPAS.com - Pimpinan Dana Moneter Dunia (IMF) Christine Lagarde kembali memberi peringatan mengenai kondisi ekonomi global.  Lagarde mengingatkan adanya risiko perlambatan ekonomi yang dipicu oleh meningkatnya kebijakan proteksionisme dalam perdagangan dan melonjaknya tingkat utang.

Dia mengatakan, IMF mungkin akan memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global pasa peluncuran kondisi kesehatan ekonomi dunia dalam rapat tahunan IMF yang akan berlangsung di Bali pekan depan.

"Pada bulan Juli, kami memproyeksikan pertumbuhan gobal 3,9 persen untuk 2018 dan 2019. Prospeknya sejak itu menjadi kurang cerah, seperti yang Anda lihat dari perkiraan yang akan kami perbarui minggu depan," ujar dia dalam pidato yang dia lakukan di Washington, Senin (1/10/2018) waktu setempat.

Lagarde menjelaskan, iklim ekonomi telah berubah selepas pertemuan tahunan IMF terakhir yang dilaksanakan di Washington pada akhir 2017 lalu. Saat itu, pertumbuhan ekonomi dunia sedang dalam masa terkuatnya sejak krisis keuangan tahun 2008 lalu.

Baca juga: Perang Dagang AS-China, Pertumbuhan Ekonomi Asia Diliputi Risiko

Meskipun masih ada secercah harapan dari turunnya tingkat pengangguran serta rasio dari penduduk dunia yang hidup dalam ambang kemiskinan yang turun kurang dari 10 persen, dia mengatakan beberapa risiko terhadap ekonomi mulai nampak.

Meningkatnya hambatan-hambatan dalam perdagangan, seperti penggunaan pajak yang lebih tinggi pada impor asing, telah menurunkan tingkat impor dan ekspor di seluruh dunia. Hal tersebut telah memberikan dampak pada investasi bisnis dan output manufaktur.

"Jika perselisihan perdagangan saat ini semakin meningkat, mereka bisa memberikan kejutan ke berbagai negara, baik maju maupun berkembang," ujar dia.

Lagarde pun menanggapi kebijakan Donald Trump yang menerapkan tarif impor lebih tinggi pada berbagai barang dari berbagai negara. Menurut dia, jika masing-masing negara hanya mementingkan negaranya sendiri, tidak akan membantu untuk memperbaiki perdagangan internasional.

Menurut dia, Trump telah menunjukkan sikapnya untuk memutuskan berbagai hal terkait perdagangan secara sepihak dibanding melakukan kerjasama di dalam forum-forum internasional seperti Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Meski saat ini Amerika Serikat telah mencapai kesepakatan baru dengan Kanada dan Meksiko, namun masih ada risiko lain yang mengancam ekonomi dunia, yaitu adanya perselisihan perdagangan antara Amerika Serikat dan China.

Lagarde juga memberi peringatan terkait kondisi stabilitas keuangan global, di mana total uang baik di sektor publik maupun swasta telah meroket hingga 60 persen dalam satu dekade terakhir, mencapai 182 triliun dollar AS.

Dia menjelaskan, saat ini banyak negara dan perusahaan-perusahaan di seluruh dunia yang menjadi rentan terhadap bunga yang lebih tinggi, termasuk normalisasi kebijakan moneter yang dilakukan Bank Sentral Amerika, Federal Reserve.

Lagarde mengatakan, investor menjual obligasi di pasar negara berkembang, kecuali China, senilai 100 miliar dollar AS. Angka tersebut sesuai dengan arus keluar dari pasar negara berkembang saat krisis tahun 2008 lalu.

"Ini harus menjadi alarm kita agar bangkit," ujar Lagarde.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Earn Smart
Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Whats New
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Whats New
Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Whats New
Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Spend Smart
Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Whats New
Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Whats New
Sambut Putusan MK soal Sengketa Pilpres, Kadin: Akan Berikan Kepastian bagi Dunia Usaha

Sambut Putusan MK soal Sengketa Pilpres, Kadin: Akan Berikan Kepastian bagi Dunia Usaha

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Niaga hingga BCA

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Niaga hingga BCA

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com