Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur BI: Tekanan Terhadap Rupiah Bisa Reda Tahun Depan

Kompas.com - 03/10/2018, 15:24 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo meyakini tekanan ke nilai tukar rupiah tahun depan akan mereda dibanding kondisi saat ini.

Nilai tukar rupiah mengalami pelemahan atau terdepresiasi hingga 9,82 persen yang membuat rupiah berada pada level Rp 15.000 per dollar AS beberapa hari belakangan ini.

"Tekanan nilai tukar di tahun depan akan lebih mereda, tidak seberat tahun ini. Faktornya setidaknya ada tiga, satu, kenaikan suku bunga di AS itu tahun depan tidak setinggi tahun ini," kata Perry dalam seminar bersama Fraksi Partai Golkar di DPR RI, Rabu (3/10/2018).

Perry menjelaskan, kenaikan Fed Fund Rate tahun ini diperkirakan terjadi sampai empat kali. Sementara untuk tahun depan, Perry memprediksi kenaikan Fed Fund Rate hanya dua kali.

Faktor berikutnya adalah keyakinan bahwa investor tidak akan terus menerus memegang tunai setelah mengalihkan dana mereka dari negara berkembang kembali ke AS.

Bahkan, Perry melihat secara perlahan para investor sudah kembali melirik negara berkembang untuk berinvestasi lagi.

"Sekarang pun mereka sudah mulai menanamkan kembali ke emerging market, termasuk Indonesia. Tahun depan, saya meyakini mereka akan semakin banyak menanamkan kembali ke emerging market sehingga arus modal bisa masuk dan bisa menutup kekurangan dari devisa," tutur Perry.

Faktor ketiga adalah perkiraan bahwa defisit transaksi berjalan tahun depan akan membaik. Hal itu didorong oleh sejumlah upaya pemerintah memperbaiki defisit transaksi berjalan yang akan mulai terasa tahun depan.

Upaya pemerintah yang dimaksud adalah menetapkan tarif Pajak Penghasilan (PPh) Impor untuk 1.147 komoditas barang konsumsi, mengaplikasikan program B20 dalam rangka mengurangi impor solar, serta menunda sejumlah proyek infrastruktur yang memiliki kandungan impor tinggi.

Semua kebijakan itu sudah dijalankan belum lama ini namun hasilnya diakui memang tidak langsung terlihat.

"Tiga faktor ini jadi dasar kami memperkirakan kenapa tekanan ke nilai tukar tahun depan tidak seberat tahun ini," ujar Perry.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER MONEY] Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk S1 Semua Jurusan | Soal Pabrik Sepatu Bata Tutup

[POPULER MONEY] Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk S1 Semua Jurusan | Soal Pabrik Sepatu Bata Tutup

Whats New
Soal Gas Murah buat Industri, Menteri ESDM: Insya Allah Akan Dilanjutkan

Soal Gas Murah buat Industri, Menteri ESDM: Insya Allah Akan Dilanjutkan

Whats New
Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com