Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS EKONOMI

Layanan Gas Terintegrasi PGN Tingkatkan Perekonomian Jawa Timur

Kompas.com - 04/10/2018, 16:58 WIB
Auzi Amazia Domasti,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) memperkenalkan Layanan terintegrasi gas bumi atau PGN Integrated Solution.

Secara teknis, solusi terintegrasi dari PGN itu meliputi penyediaan energi gas bumi melalui berbagai pilihan moda gas pipa, compressed natural gas (CNG), dan liquefied natural gas (LNG).

Sekretaris Perusahaan PGN, Rachmat Hutama mengungkapkan bahwa layanan terintegrasi mencakup beberapa hal.

Di antaranya adalah solusi pembangunan infrastruktur gas bumi, solusi penyediaan energi listrik bertenaga gas bumi, sistem dan sarana pendukung operasional, pemeliharaan infrastruktur gas bumi, serta jasa konstruksi rekayasa teknis.

“Kami juga menyediakan solusi informasi dan teknologi terpadu, serta solusi dan pengembangan infrastruktur pemanfaatan gas bumi lainnya,” kata Rachmat di sela Pameran IBD Expo 2018 di Grand City Convex Surabaya, Rabu (3/10/2018).

BACA JUGAPGN Dukung Sistem Kelistrikan PLN di Sumatera Bagian Selatan

Dalam rilis yang Kompas.com terima, Kamis (10/4/2018), PGN mengutarakan tujuan dari solusi terintegrasi pelayanan gas bumi PGN adalah untuk menumbuhkan perekonomian nasional dan memicu pertumbuhan perekonomian regional Jawa Timur melalui penguatan bisnis inti. 

“Dengan fokus pada bisnis inti, kami perlahan mampu memperkuat rantai pasok hingga pelayanan teknis kepada konsumen,” jelas Rachmat .

Dia mengatakan, sampai saat ini, penggunaan gas bumi memang belum terlalu luas di kalangan masyarakat.

Sementara itu, di sisi lain, penggunaan gas bumi sebagai alternatif memberikan banyak benefit dibandingkan bahan bakar konvensional, terutama LPG bagi rumah tangga dan batu bara buat industri.

Sebagai informasi, pada wilayah Jawa Timur, PGN saat ini telah mampu menyalurkan gas bumi sebesar 836 Million Standard Cubic Feet per Day (MMScfd). Selain itu, secara angka, PGN juga berhasil mengangkut gas bumi untuk sektor transportasi sebanyak 728 MMScfd.

BACA JUGAPGN Optimalkan Layanan Konsumen di Sumatera Utara

Berdasarkan kemampuan tersebut, PGN telah melayani 199.454 pelanggan segmen rumah tangga, 1.493 pelanggan UKM, dan 2.250 pelanggan komersial dan industri.

“Kami yakin tiap tahun akan terdapat pertumbuhan,” sambung Rachmat.

Untuk wilayah operasi distribusi Jawa Timur, PGN mempunyai pipa distribusi gas sepanjang 1.075 kilometer. Selain itu, terdapat 321,9 kilometer (KM) jaringan gas rumah tangga (Jargas).

Khusus wilayah operasi tersebut, PGN telah menyalurkan gas bumi ke 55.023 pelanggan dari berbagai segmen pengguna dengan pemakaian gas bumi sebesar 133,87 Billion British Thermal Unit per Day (BBTUD) sampai Agustus 2018.

Melalui jumlah tersebut, segmen indutri dan pembangkit listrik telah mencatatkan konsumsi gas bumi sebesar 128,34 BBTUD dari sebanyak 465 pelanggan. Sedangkan itu, sektor komersial dan UKM tercatat mengkonsumsi sebanyak 4,68 BBTUD dan sektor rumah tangga mencapai 0,85 BBTUD.

Sebagai wilayah industri yang menopang kinerja ekspor nasional, Jawa Timur mempunyai industri olahan yang produktif.

Berdasarkan catatan PGN, sektor industri olahan paling banyak menyerap gas bumi layanan PGN terdapat di produsen produk kimia, makanan, keramik, dan baja dasar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com