Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkeu: Rupiah Dekati Rp 15.200 Per Dollar AS karena Faktor di AS

Kompas.com - 08/10/2018, 17:30 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

BADUNG, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan pendorong utama semakin dalamnya pelemahan rupiah adalah dinamika perekonomian di Amerika Serikat.

Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) per hari ini menampilkan nilai tukar rupiah di level Rp 15.193 per dollar AS sekaligus pelemahan yang paling dalam sejak awal tahun ini.

"Kalau kita lihat data di AS, dipicu oleh yield 10 tahun bond mereka yang meningkat luar biasa tajam sudah di atas 3,4 persen. Jadi, kami melihat dinamika ekonomi di AS itu masih sangat mendominasi dan pergerakannya cepat sekali," kata Sri Mulyani di tengah-tengah acara Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia di Nusa Dua, Bali, Senin (8/10/2018).

Sri Mulyani menjelaskan, dulu ambang batas psikologis untuk yield atau imbal hasil bond AS 10 tahun adalah 3 persen. Sehingga, ketika sudah mendekati 3 persen, muncul yang disebut sebagai reaksi terhadap seluruh nilai tukar dan suku bunga internasional. Terlebih, kondisi saat ini sudah di atas 3 persen.

"Jadi, kami memang sudah sampaikan berkali-kali, di mana kenaikan suku bunga global, terutama AS, itu pasti terjadi, dan mungkin akan lebih cepat. Oleh karena itu, harus dilakukan penyesuaian baik di dalam strategi pembangunan dan dalam bentuk nilai tukar," tutur Sri Mulyani.

Sejauh ini, sebagian besar pihak telah memperkirakan bahwa Federal Reserve atau The Fed masih akan menaikkan suku bunga mereka beberapa kali lagi hingga tahun depan.

Di samping itu, yield dari bond atau obligasi AS yang naik, semakin mendorong pelemahan banyak nilai tukar di sejumlah negara, baik negara maju maupun negara berkembang.

"Pak Perry (Gubernur Bank Indonesia) juga sudah menyampaikan berkali-kali akan melakukan bauran kebijakan. Jadi, kami dengan BI terus melakukan hal tersebut, di mana BI mengelola nilai tukar dan dari sisi intervensi pemerintah melakukan penyesuaian melalui kebijakan-kebijakan," ujar Sri Mulyani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com