Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Penjelasan Panitia Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia soal Anggaran yang Digunakan

Kompas.com - 09/10/2018, 06:37 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

BADUNG, KOMPAS.com — Panitia Nasional Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia menjelaskan anggaran yang dipakai untuk menyelenggarakan acara tersebut memiliki plafon sebesar Rp 855,6 miliar yang bersumber dari APBN 2018. Dari total plafon yang tersedia, estimasi nominal yang terpakai untuk penyelenggaraan adalah Rp 566 miliar.

"Saya sebagai Ketua, sampai hari ini kami gunakan kira-kira Rp 566 miliar. Jumlah yang sudah kami bayarkan Rp 192,1 miliar," kata Ketua Panitia Nasional Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia Luhut Binsar Pandjaitan dalam konferensi pers di Hotel Westin, Nusa Dua, Senin (8/10/2018).

Luhut mengungkapkan, nominal Rp 566 miliar itu murni untuk penyelenggaraan acara yang memang dikeluarkan Indonesia sebagai tuan rumah. Adapun untuk biaya hotel tidak ditanggung oleh tuan rumah, melainkan dari masing-masing partisipan yang telah mendaftar untuk ikut acara ini.

"Mereka kan bayar (hotel) sendiri. Kalau ada yang bilang kita bayarin, enggak ada dibayarin," tutur Luhut.

Baca juga: SBY Dukung Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia di Bali

Sebelumnya, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) pada April lalu menyebut biaya operasional Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia bisa mencapai Rp 1,1 triliun. Terhadap nominal tersebut, Pelaksana Harian Pertemuan IMF-Bank Dunia Susiwijono menuturkan anggaran penyelenggaraan yang sebenarnya seperti yang tertera dalam APBN 2018.

"Rp 1,1 triliun itu untuk manfaat yang diperoleh dari direct spending. Kalau anggaran Rp 855,6 miliar itu alokasi atau pagu yang disediakan, dan estimasi digunakan sebesar Rp 566 miliar," ujar Susiwijono.

Di luar anggaran untuk penyelenggaraan Pertemuan Tahunan, pemerintah turut mengucurkan dana pembangunan infrastruktur yang dalam jangka pendek digunakan untuk mendukung kelancaran acara tersebut. Dana yang dipakai untuk infrastruktur sebesar Rp 4,9 triliun.

Bappenas menyebut, Rp 4,9 triliun itu dipakai untuk membangun underpass Ngurah Rai, Pelabuhan Benoa, Patung Garuda Wisnu Kencana, serta Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarbagita Suwung. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan, pengeluaran tersebut jangan dilihat hanya untuk acara IMF, melainkan lebih dinikmati oleh masyarakat untuk penggunaan jangka panjang.

Baca juga: Benarkah Pertemuan IMF-Bank Dunia di Bali Terlalu Mewah? Ini Faktanya

Melalui momen ini, Indonesia memperkirakan menerima dampak positif sebagai tuan rumah, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk jangka pendek, Indonesia akan menerima pendapatan dari sektor hotel, makanan dan minuman, transportasi dan akomodasi, hingga sektor UMKM.

Belanja yang dilakukan para delegasi dan peserta juga diperkirakan memberi potensi penerimaan devisa. Manfaat lainnya adalah ajang promosi wisata dan show case kemajuan ekonomi Indonesia kepada dunia, didorong dengan kehadiran kurang lebih 1.000 jurnalis dari seluruh dunia.

Kehadiran para partisipan juga dapat menggerakkan roda perekonomian Bali dalam hal MICE (Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions), pariwisata, sektor jasa, industri kecil, dan sektor pendukung lainnya. Sementara manfaat jangka panjangnya adalah melalui kesepakatan bersama mengenai isu ekonomi global, perdagangan dan investasi, promosi pariwisata, hingga menambah pengalaman dan jaringan dengan komunitas internasional.

Tidak lupa Indonesia juga menyiapkan rangkaian tawaran paket wisata bagi para partisipan dalam rangka menggenjot pariwisata dalam negeri. Diperkirakan sebagian besar delegasi dan tamu yang hadir dari luar negeri akan menghabiskan waktu lebih lama di Indonesia untuk berlibur, setelah Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com