Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi Dunia Tidak Kuat, IMF Berharap Tensi Perang Dagang Dikurangi

Kompas.com - 11/10/2018, 12:30 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

NUSA DUA, KOMPAS.com - Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde mendorong agar negara-negara di dunia menurunkan tensi atau ketegangan perdagangan yang masih terjadi sampai hari ini.

Langkah itu dinilai sangat diperlukan mengingat kondisi ekonomi dunia secara keseluruhan yang dinilai tidak cukup baik saat ini.

"Apakah ekonomi cukup kuat? Saya jawab tidak. Jelas kami lihat, dari pertumbuhan ekonomi saja tiga tahun berturut-turut hanya di angka 3,7 persen," kata Lagarde melalui konferensi pers di acara Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia, Kamis (11/10/2018).

Kemarin, IMF melalui laporan terbarunya memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global sebesar 3,7 persen untuk tahun 2018. Padahal, pada April lalu IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global tahun ini 3,9 persen, juga dengan angka yang sama untuk tahun depan.

Lagarde menilai, ketegangan perdagangan membuat momentum pertumbuhan ekonomi di dunia jadi melambat. Sehingga, salah satu kunci utama mendorong lagi pertumbuhan ekonomi global adalah dengan deeskalasi atau menurunkan kegiatan yang mengakibatkan ketegangan perdagangan dunia.

"Kalau (perang dagang) ini tereskalasi, maka rekomendasi kami harus deeskalasi sekaligus mendorong perdagangan global yang lebih kuat, adil, dan sesuai dengan tujuan bersama," tutur Lagarde.

Jika menengok kembali atau membandingkan dengan kondisi 10 tahun lalu, saat ini memang sudah jauh lebih aman. Namun, Lagarde mengingatkan agar jangan merasa cukup aman karena berbagai faktor yang berpotensi mengancam kinerja perekonomian dunia.

"Rekomendasi kami jelas, mendorong negara untuk memiliki komunikasi yang tepat dengan kebijakan domestik dan instrumen di dalam negeri. Begitu juga dengan yang ada di global," ujar Lagarde.

Dalam Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia, sebanyak 189 negara anggota melalui perwakilannya membahas banyak hal yang tidak lepas dari tantangan ekonomi saat ini dan masa mendatang.

Indonesia selaku tuan rumah turut mengangkat sejumlah isu yang relevan dengan kondisi saat ini. Salah satunya strategi pembiayaan dan asuransi berbasis risiko bencana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warung Madura Buka 24 Jam, Mendag Zulhas: Kenapa Dilarang? Bolehlah...

Warung Madura Buka 24 Jam, Mendag Zulhas: Kenapa Dilarang? Bolehlah...

Whats New
Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Whats New
Alat Belajar Hibah Akhirnya Diterima, Ini Kata Pihak SLB

Alat Belajar Hibah Akhirnya Diterima, Ini Kata Pihak SLB

Whats New
Harga Emas Antam Hari Ini Selasa 30 April 2024

Harga Emas Antam Hari Ini Selasa 30 April 2024

Spend Smart
Jalin Kerja Sama dengan Iran, Indonesia Siap Perkuat Pertanian dengan Teknologi

Jalin Kerja Sama dengan Iran, Indonesia Siap Perkuat Pertanian dengan Teknologi

Whats New
IHSG Awal Sesi Tancap Gas, Rupiah Masih Lesu

IHSG Awal Sesi Tancap Gas, Rupiah Masih Lesu

Whats New
Bank Danamon Cetak Laba Bersih Rp 831 Miliar pada Kuartal I-2024

Bank Danamon Cetak Laba Bersih Rp 831 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Kasus Sepatu Impor Bayar Rp 31 Juta, Bos Bea Cukai: Sudah Selesai, Kita Transparan dan Akuntabel

Kasus Sepatu Impor Bayar Rp 31 Juta, Bos Bea Cukai: Sudah Selesai, Kita Transparan dan Akuntabel

Whats New
Perpanjangan Izin Tambang Vale hingga 2045 Telah Terbit

Perpanjangan Izin Tambang Vale hingga 2045 Telah Terbit

Whats New
IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Hari Ini

IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Hari Ini

Whats New
Harga Daging Ayam di Bawah HET, Mendag: Kalau Segini Terus-terusan Peternak Rugi

Harga Daging Ayam di Bawah HET, Mendag: Kalau Segini Terus-terusan Peternak Rugi

Whats New
Hibah Alat Belajar SLB Ditagih Bea Masuk Ratusan Juta Rupiah, Bea Cukai Sebut Ada Miskomunikasi

Hibah Alat Belajar SLB Ditagih Bea Masuk Ratusan Juta Rupiah, Bea Cukai Sebut Ada Miskomunikasi

Whats New
Wall Street Menghijau, Saham Tesla Melesat 15 Persen

Wall Street Menghijau, Saham Tesla Melesat 15 Persen

Whats New
Hari Buruh 2024, KSPI: Cabut Omnibus Law Cipta Kerja, Hapus 'Outsourcing'

Hari Buruh 2024, KSPI: Cabut Omnibus Law Cipta Kerja, Hapus "Outsourcing"

Whats New
[POPULER MONEY] Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998 | Cara Menjawab 'Apakah Ada Pertanyaan?' Saat Wawancara Kerja

[POPULER MONEY] Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998 | Cara Menjawab "Apakah Ada Pertanyaan?" Saat Wawancara Kerja

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com