Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita di Balik "Standing Applause" Tamu IMF-Bank Dunia Usai Pidato Jokowi

Kompas.com - 12/10/2018, 15:11 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

NUSA DUA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato singkat sembari membuka Rapat Pleno Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Nusa Dua, Jumat (12/10/2018).

Pidato Jokowi yang mengumpamakan kondisi ekonomi global serupa cerita di serial televisi Game of Thrones itu diganjar tepuk tangan meriah dari hadirin yang adalah pimpinan negara, menteri keuangan, serta gubernur bank sentral.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita yang ikut menyimak di dalam ruangan menceritakan bagaimana antusiasnya pimpinan dan perwakilan dari negara lain mendengarkan pidato Jokowi. Setelah selesai berpidato, para hadirin memberikan tepuk tangan sembari berdiri atau standing applause.

"Itu kami lihat waktu occasion itu Lagarde (Direktur Pelaksana IMF) yang pertama kali berdiri sehingga semua orang berdiri, lalu semua orang berdiri untuk menyampaikan standing occasion-nya. Saya lihatin dari belakang," kata Enggar kepada pewarta saat ditemui di Hotel Westin, Jumat siang.

Enggar menilai, isi pidato Jokowi sangat mengena, meski disampaikan secara sederhana. Dalam pidatonya, Jokowi menyampaikan ada bahaya bersama yang mengancam keberlangsungan semua negara di dunia, baik negara maju atau kaya maupun negara berkembang hingga yang miskin.

Sementara itu, di antara sesama negara maju atau yang ekonominya kuat saat ini saling bertarung untuk menjadi yang terbesar. Kondisi ini sama dengan yang ada di Game of Thrones, di mana para Great Houses bertarung untuk mengambil alih The Iron Throne sementara ada ancaman dari evil winter yang akan menghancurkan mereka semua.

Pertarungan sesama negara maju yang dimaksud Jokowi mengacu pada perang dagang di antara sesama negara dengan ekonomi kuat di dunia. Dalam pesannya, Jokowi juga mengajak ratusan negara anggota IMF dan Bank Dunia untuk terus bekerja sama dan berkoordinasi mencegah terjadinya potensi kehancuran ekonomi dunia.

"Saya percaya, banyak dari beliau sendiri idenya. Banyak yang beliau mau, apa yang beliau inginkan, dan diberikan dengan ilustrasi itu untuk memberikan gambaran. Itu sangat detil, dalam pengalaman saya, dia detil sekali memberikan guidance," tutur Enggar.

Dalam menanggapi pesan Jokowi, Enggar memastikan melalui Kementerian Perdagangan, pihaknya akan menyebarluaskan pesan ini. Secara spesifik, Enggar akan mendorong ide atau pemikiran bahwa benefit kerja bersama lebih banyak ketimbang saling berkompetisi yang efeknya akan buruk bagi banyak negara, termasuk terhadap negara maju maupun yang berkembang.

"Perdagangan itu bukan the winner takes all, tapi win-win. Kita harus take and give. Kita tunjukkan, hasil akhirnya dikasih tahu seperti apa," ujar Enggar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com