Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS EKONOMI

Mentan Amran Dorong Adanya Panduan Standar Produk Halal di ASEAN

Kompas.com - 15/10/2018, 14:00 WIB
Mikhael Gewati

Editor

KOMPAS.com - Tren permintaan terhadap produk halal terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Bukan hanya di negara-negara dengan berpenduduk muslim, tetapi lebih luas lagi di kawasan lain bahkan dunia.

Contohnya saja di Asia, permintaan produk makanan dan minuman kemasan halal di negara-negara mayoritas non- Muslim, seperti Singapura dan Filipina malah nilainya tinggi.

"Masing-masing bernilai sebesar Rp 1,4 miliar dolar AS dan Rp  7,5 miliar dolar AS," kata Analis Senior Euromonitor Internasional, sebuah perusahaan riset pasar global, Emil Fahira dalam keterangan pers yang Kompas.com terima Minggu (14/10/2018).

Menurut dia, itu bisa terjadi  karena sebagian sudah terintegrasi dan masyarakat umum di kedua negeri tersebut menerima dengan baik produk halal,

Menjawab tren ini, Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman pun mendorong adanya pembentukan standar praktik halal di tingkat ASEAN menjadi sebuah kebutuhan.

"Maka dipandang penting adanya pembentukan standar praktik Halal di ASEAN, dan dimasukannya ASEAN General guidelines for Certification of Halal Food sebagai salah satu fokus kerja sama AMAF tahun 2019," ujar Amran dalam pidatonya di forum pertemuan Menteri Pertanian, Perikanan dan Kehutanan ASEAN (AMAF) ke-40 di Hanoi, Vietnam yang berlangsung dari 11-12 Oktober 2018. 

Sebagai informasi, dalam pertemuan AMAF, selain melahirkan sejumlah nota kesepakatan kerja sama pembangunan, ketahanan, dan investasi sektor pangan, juga membahas kerangka kerja sama ASEAN dengan beberapa organisasi internasional.

Di antaranya Food and Agriculture Organization (FAO), The International Rice Research Institute (IRRI), dan US - ASEAN Business Council (USABC).

Asisten Direktur Jenderal FAO untuk Wilayah Asia and Pasifik, Kundhavi Kadiresan menyampaikan, pentingnya kerja sama antara ASEAN-FAO dalam rangka peningkatan di bidang pertanian dan kehutanan.

 

Peningkatan kerja sama itu, kata Kundhavi, dilakukan melalui mekanisme konsultasi, koordinasi, asistensi, dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia.

Lebih dari itu, IRRI juga mempresentasikan tentang Rice Genetic Solution for Climate Resilience and Value Addition in ASEAN.

Proyek ini bertujuan untuk menjamin ketersediaan plasma nutfah bernilai tinggi bagi ASEAN dan Plus Three. Caranya dengan pemanfaatan teknologi berbasis benih baru dan peningkatan pengembangan kapasitas untuk pengembangan varietas padi dalam mengatasi keamanan pangan dan gizi regional.

Sebagai informasi, proyek ini akan memiliki dua komponen yang meliputi ASEAN Rice Net dan Value-Added ASEAN Rice Research and Development.

Adapun USABC mempresentasikan Partnering AMAF on Regional Food Security, tentang Rencana Kemitraan lima lahun menyangkut Plant Science, perdagangan komoditas pertanian dan kesehatan hewan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com