Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seberapa Besar Potensi Wakaf Uang di Indonesia?

Kompas.com - 15/10/2018, 19:37 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

NUSA DUA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) baru saja meluncurkan Wakaf Uang Berbasis Sukuk dua minggu lalu.

Melalui produk tersebut, masyarakat bisa mewakafkan hartanya secara tunai yang akan dikelola oleh manajer investasi sesuai dengan prinsip keuangan syariah sehingga manfaat bagi sesama jadi jauh lebih besar.

Selama ini, wakaf sebagian besar berupa aset tetap atau aset tidak bergerak seperti tanah. Lantas seberapa besar potensi wakaf uang atau dalam bentuk tunai ini di Indonesia?

"Ini baru dua minggu kami rilis, kalau lihat minatnya, ini sekitar Rp 20-25 miliar cash wakaf, mewakafkan tunai," kata Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia Anwar Bashori dalam media briefing di Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018, Minggu (14/10/2018).

Dari hasil kajian BI, Anwar menyampaikan, potensi untuk wakaf dan zakat di Indonesia sangat besar. Hanya saja, selama ini wakaf yang ada belum dikelola dengan maksimal agar bisa produktif.

Adapun cara kerja produk wakaf uang berbasis sukuk adalah menggunakan wakaf secara tunai untuk dikelola melalui instrumen investasi sukuk. Sukuk atau Surat Berharga Syariah Negara Ritel tersebut dipilih karena berasal dari pemerintah sehingga anggapan investasi di SBSN Ritel lebih besar kemungkinannya uang akan kembali.

"Kalau ditaruh di badan wakaf, di kita kan belum berkembang, sehingga minimal yang pasti-pasti dulu proyeknya. Kalau proyeknya pemerintah pasti, uangnya akan balik lagi," tutur Anwar.

Masa SBSN Ritel dalam hal ini adalah jangka pendek, seperti untuk 5 tahun. Dalam kurun waktu tersebut, uang yang diwakafkan itu akan digunakan untuk proyek-proyek pemerintah yang pelaksanaan dan jenisnya tetap sesuai dengan prinsip ekonomi dan keuangan syariah.

Wakaf Uang Berbasis Sukuk termasuk dalam lingkup besar Islamic Social Finance. Produk tersebut berbeda dengan Islamic Commercial Finance yang kebanyakan bergerak di sektor perbankan, asuransi, dan sebagainya.

"Kita sudah bisa mensejajarkan, bagaimana Islamic economy and finance itu bukan hanya di medium level, tapi sudah sampai global," ujar Anwar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apakah DANA Bisa Tarik Tunai? Bisa Pakai 5 Cara Ini

Apakah DANA Bisa Tarik Tunai? Bisa Pakai 5 Cara Ini

Whats New
OJK Terbitkan Aturan 'Short Selling', Simak 8 Pokok Pengaturannya

OJK Terbitkan Aturan "Short Selling", Simak 8 Pokok Pengaturannya

Whats New
2 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Mandiri di ATM Pakai HP

2 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Mandiri di ATM Pakai HP

Earn Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BCA Modal HP

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BCA Modal HP

Spend Smart
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

Whats New
Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Whats New
Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Whats New
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Whats New
Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintah Anda

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang "Toxic" ke Dalam Pemerintah Anda

Whats New
Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke 'Jastiper'

Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke "Jastiper"

Whats New
Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Rilis
Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Whats New
Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Whats New
Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi 'Trading'

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi "Trading"

Earn Smart
Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com