Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonom: Surplusnya Neraca Perdagangan Belum Tentu Pertanda Baik

Kompas.com - 16/10/2018, 07:39 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com -  Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menilai surpusnya neraca perdagangan September belum tentu merupakan sinyal yang baik buat perekonomian Indonesia.

Pasalnya, angka ekspor justru mengalami penurunan dibandingkan Agustus 2018  yakni sebesar 6,58 persen atau sebesar 13,62 miliar dollar AS.  Selain itu angka impor nonmigas juga melorot 10,52 persen atau turun 12,32 miliar dollar AS.

"Itu cukup berisiko. Adapun yang membuat surplus karena nilai impor di semua jenis barang, yakni barang modal, barang konsumsi dan bahan baku turun semua. Ini bukan pertanda baik," ujar Bhima ketika dihubungi Kompas.com, Senin (15/10/2018).

Badan Pusat Statistik (BPS) sendiri mencatat neraca perdagangan bulan September surplus 0,23 miliar dollar AS yang disebabkan surplus sektor nonmigas sebesar 1,3 miliar dollar AS, namun sektor migasnya defisit 1,07 miliar dollar AS.

Baca juga: Neraca Perdagangan September 2018 Surplus 0,23 Miliar Dollar AS

Menurut Bhima, hal itu perlu ditelusuri lebih jauh, apakah surplusnya neraca perdagangan disebabkan faktor pembatasan impor yang dilakukan pemerintah, atau konsumsi masyarakat yang rendah.

"Bulan Oktober sampai Desember diprediksi kembali defisit," ujar dia.

Adapun Direktur Riset Centre of Reforme on Economics (CORE) Piter Abdullah mengatakan, surplusnya neraca perdagangan bukan hasil dari kebijakan pemerintah seperti implementasi mandatori B20 dan PPh impor, tetapi lebih disebabkan respons pasar terhadap terus melemahnya rupiah.

"Dan juga technical rebound setelah tiga bulan defisit yang cukup besar," ujar dia.

Dia menyoroti, meski impor migas cenderung turun, namun impor minyak masih menjadi kendala di neraca perdagangan. Keputusan pemerintah membatalkan kenaikan harga BBM akan membuat konsumsi dan impor BBM tetap tinggi.

"Penurunan impor minyak pada bulan September kemungkinan sulit dipertahankan tanpa kebijakan yg bisa mengerem konsumsi BBM. Pemerintah perlu mencari terobosan bagaimana menahan konsumsi minyak tanpa menaikkan harga," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Whats New
KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

Whats New
Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Whats New
IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

Whats New
Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Whats New
Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Whats New
Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Whats New
Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Whats New
Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Whats New
Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Whats New
Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com