Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani Dorong Penguatan Hubungan dengan Afrika dan Asia Tengah

Kompas.com - 16/10/2018, 12:27 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

NUSA DUA, KOMPAS.com - Kementerian Keuangan mendorong penguatan hubungan dagang antara Indonesia dengan negara-negara prospektif seperti Afrika, Asia Tengah, dan Timor Leste. Selain dalam hal perdagangan, Indonesia juga berupaya meningkatkan investasi di negara-negara atau kawasan tersebut.

"Kepada Menteri Keuangan Afrika, Asia Tengah, dan Timor Leste, secara khusus saya minta untuk dapat memperkuat hubungan perdagangan dan investasi," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam akun Instagram miliknya, @smindrawati, baru-baru ini.

Menurut Sri Mulyani, hal itu dilakukan sekaligus sebagai langkah memperluas pasar ekspor Indonesia. Upaya memperluas pasar ekspor penting digiatkan terus, terutama dalam hal memperbaiki kondisi neraca perdagangan yang imbas positifnya dapat menekan defisit transaksi berjalan, sesuai target pemerintah.

Hal yang sama juga disuarakan Sri Mulyani dalam salah satu agenda di Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia, persisnya dalam acara Business Luncheon on Indonesia Financing Scheme. Dalam forum tersebut, dibahas tentang dukungan pemerintah kepada industri strategis untuk ekspor ke negara potensial melalui skema Penugasan Khusus Ekspor (PKE).

Baca juga: Sri Mulyani: Bidik Afrika, Indonesia Perlu Memperkuat Kerja Sama Selatan-Selatan

PKE dilakoni oleh salah satu BUMN di bawah Kementerian Keuangan, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia atau Indonesia Eximbank. Skema PKE diyakini dapat mendorong ekspor, baik yang dilakukan oleh BUMN hingga swasta.

"Saya juga mengajak pemerintah negara-negara tersebut untuk menjalin kerja sama dengan LPEI dalam rangka mendorong ekspor," tutur Sri Mulyani.

Sri Mulyani kembali menegaskan pentingnya investasi dan ekspor untuk memacu pertumbuhan ekonomi suatu negara. Dalam hal ini, pemerintah telah menyiapkan sejumlah industri strategis yang telah memiliki daya saing untuk mendorong ekspor, di antaranya konstruksi, farmasi, pesawat udara, kereta api, hingga pertambangan.

Adapun layanan yang diberikan LPEI berupa pembiayaan, asuransi, penjaminan, dan jasa konsultasi dalam rangka peningkatan ekspor nasional. Dari data terakhir yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS), tercatat neraca perdagangan September 2018 mengalami surplus 0,23 miliar dollar AS yang didorong ekspor nonmigas dan turunnya beberapa komoditi impor migas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penjelasan DHL soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Penjelasan DHL soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Stok Lampu Bisa Langka gara-gara Implementasi Permendag 36/2023

Stok Lampu Bisa Langka gara-gara Implementasi Permendag 36/2023

Whats New
IHSG Ditutup Naik 63 Poin, Rupiah Menguat di Bawah Level 16.200

IHSG Ditutup Naik 63 Poin, Rupiah Menguat di Bawah Level 16.200

Whats New
Jam Operasional Pegadaian Senin-Kamis, Jumat, dan Sabtu Terbaru

Jam Operasional Pegadaian Senin-Kamis, Jumat, dan Sabtu Terbaru

Whats New
Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Whats New
Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Whats New
Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Whats New
Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen

Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen

Whats New
Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Earn Smart
Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Earn Smart
Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang jika Mau Maju

Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang jika Mau Maju

Whats New
United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

Whats New
Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Whats New
Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com