Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Ingin Negosiasi Perdagangan dengan Jepang, Inggris, dan Uni Eropa

Kompas.com - 17/10/2018, 12:38 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

Sumber BBC

WASHINGTON, KOMPAS.com - AS menyatakan ingin menegosiasi tiga kesepakatan perdagangan terpisah dengan Jepang, Inggris, dan Uni Eropa. Namun demikian, butuh waktu beberapa bulan sebelum negosiasi dimulai.

Dikutip dari BBC, Rabu (17/10/2018), langkah tersebut merupakan bagian dari upaya Presiden Donald Trump untuk membentuk kembali kebijakan perdagangan guna mendukung agenda 'America First' yang digadangnya. AS pun kini tengah berada di tengah perang dagang dengan China.

"Kami akan terus mengekspansi perdagangan dan investasi AS dengan menegosiasi perjanjian perdagangan dengan Jepang, Inggris, dan Uni Eropa," kata perwakilan perdagangan AS Robert Lighthizer.

Ia mengungkapkan, AS berkomitmen untuk menyelesaikan negosiasi-negosiasi tersebut tepat waktu dan dengan hasil yang substansif untuk pekerja, petani, peternak, dan kalangan usaha AS.

AS, kata Lighthizer, pun berencana memulai negosiasi dengan Jepang secepatnya, namun tidak lebih cepat dari 90 hari setelah pengumuman. Sementara itu, negosiasi dengan Inggris akan dimulai setelah Inggris siap pasca berpisah dengan Uni Eropa pada Maret 2019.

"Tujuannya adalah untuk merespon pembatasan baik dalam tarif maupun non-tarif, serta untuk mencapai perdagangan yang bebas, adil, dan resiprokral," ujar Lighthizer.

Preferensi Trump untuk menjalin kerja sama perdagangan bilateral ketimbang multilateral adalah bagian dari kebijakan perdagangannya yang cenderung proteksionis. Kebijakan ini diusung Trump sejak dilantik pada tahun 2016 silam.

Ia telah menarik AS keluar dari keanggotaan Kemitraan Trans Pasifik (TPP) pada awal pemerintahannya dan telah menegosiasikan ulang kesepakatan perdagangan antara AS, Kanada, dan Meksiko (NAFTA).

Perang dagang AS dengan China pun terus memanas. Banyak perusahaan yang telah terpukul dan sejumlah pakar mengingatkan dampak negatif perang dagang terhadap pertumbuhan ekonomi global.

Adapun Inggris, yang ingin memperluas mitra dagang pasca-Brexit, menyambut baik keinginan AS tersebut.

"Inggris menyambut baik konfirmasi pemerintah AS yang ingin memulai negosiasi Kesepakatan Perdagangan Bebas dengan AS ketika kami telah keluar dari Uni Eropa," kata juru bicara pemerintah Inggris.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com