Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IMF Prediksi Pertumbuhan Ekonomi India Lampaui China di Tahun 2018

Kompas.com - 17/10/2018, 12:45 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

NEW DELHI, KOMPAS.com - Dana Moneter Internasional (IMF) memprediksi pertumbuhan ekonomi India akan bertumbuh 7,3 persen pada tahun 2018 hingga 2019, angka tersebut meningkat dari angka pertumbuhan ekonomi yang sebesar 6,7 persen tahun lalu.

Sebelumnya pada bulan April, IMF telah memroyeksikan pertumbuhan ekonomi India sebesar 7,4 persen. Namun angka tersebut dikoreksi menjadi lebih rendah lantaran naiknya harga minyak dan mengetatnya kondisi keuangan global.

Dikutip dari Business Insider, Rabu (17/10/2018), untuk tahun 2019 hingga tahun 2020, pertumbuhan ekonomi India diproyeksikan sebesar 7,4 persen.

Sebagai perbandingan, pertumbuhan ekonomi China diperkirakan berada pada kisaran 6,6 persen di tahun 2018 dan 6,2 persen di tahun 2019.

Proyeksi pertumbuhan ekonomi China juga telah dikoreksi seiring dengan adanya dampak dari penerapan tarif oleh Amerika Serikat terhadap produk ekspor China dan melambatnya pertumbuhan permintaan dan serta pengetatan kebijakan keuangan. Padahal, China merupakan negara dengan pertumbuhan ekonomi paling cepat di dunia tahun 2017.

Bank Sentral India, Reserve Bank of India (RBI) memrediksi Produk Domestik Bruto (PDB) akan tumbuh sebesar 7,4 persen. Bahkan, pemerintah meyakini, ekonomi India dapat tumbuh melampaui angka tersebut.

IMF pun menyatakan, prospek pertumbuhan jangka menengah India cukup kuat pada level 7,75 persen yang disebabkan oleh reformasi struktural.

Walaupun demikian, kenaikan harga minyak dan melemahnya nilai tukar rupee dikhawatirkan memengaruhi tingkat inflasi India, sehingga dibutuhkan pengetatan kebijakan moneter.

IMF telah memperingatkan tingkat inflasi di India meningkat jadi 4,7 persen pada tahun 2018 hingga 2019, angka tersebut lebih tinggi dari tahun 2019 hingga 2017 lalu yang berada pada posisi 4,5 persen.

Membandingkan kondisi India dengan Argentina, IMF telah mendesak India untuk segera melakukan tindakan. Sebab, inflasi diproyeksi terus meningkat serta nilai tukar rupee terhadap dollar AS semakin terkoreksi tajam.

Pekan lalu, Komite Kebijakan Moneter RBI memutuskan untuk menjaga suku bunga di level 6,5 persen dibanding harus mengkalibrasi kebijakan moneter. Sebab, mereka menilai tingkat inflasi berada pada level yang masih dapat dikendalikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

Whats New
Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Earn Smart
Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Whats New
Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Whats New
Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Earn Smart
KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com