Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pada Akhirnya, Pemenang Perang Dagang Akan Kalah Juga

Kompas.com - 17/10/2018, 15:05 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber Bloomberg

PORT MORESBY, KOMPAS.com -Direktur Eksekutif Sekretariat Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) Alan Bollard menyatakan, tidak ada cara untuk melarikan diri dari dampak perang dagang AS-China. Bahkan, negara-negara yang dalam jangka pendek diuntungkan dari perang dagang pun tak bisa lepas dari dampak buruk.

"Model menunjukkan ada jumlah tertentu pengalihan perdagangan dari China ke Asia Timur Laut atau Asia Tenggara," ujar Bollard dalam sebuah wawancara di Port Moresby, Papua Nugini seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (17/10/2018).

Bollard menyebut, negara-negara di kawasan Asia Timur Laut maupun Asia Tenggara dalam jangka pendek akan diuntungkan dengan adanya perang dagang. Namun, dalam jangka menengah, ada dampak yang cukup signifikan dari ketidakpastian dalam distorsi perdagangan.

Pimpinan keuangan dari 21 negara anggota APEC berkumpul pada pekan ini di Papua Nugini. Mereka mendiskusikan outlook kawasan tersebut di tengah gejolak pasar keuangan dan memanasnya perang dagang AS-China.

Pada Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018 di Bali pekan lalu, para menteri keuangan menyatakan perang dagang telah menggerus pertumbuhan ekonomi global. Oleh sebab itu, perang dagang harus segera diselesaikan.

APEC sendiri mengekspektasikan tidak ada peningkatan ketegangan perdagangan dan dampaknya akan kecil, lantaran permintaan di dalam negeri tetap kuat.

"Kami baru saja membicarakan tentang proyeksi ekonomi dan risiko di kawasan (Asia Pasifik). Kawasan ini masih tumbuh dengan kuat. Pendorong dari perdagangan sedikit turun dan lebih kepada pendorong dari permintaan domestik," jelas Bollard.

Ia menuturkan, data perdagangan pada kuartal IV 2018 akan memberikan banyak petunjuk terkait apakah arus perdagangan akan tetap resilien.

"Arus perdagangan secara umum tertahan, namun ada kemungkinan yang akan kita lihat adalah peningkatan pasokan," ujar Bollard.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Bloomberg
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com