Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPR Setujui Perubahan Asumsi Kurs APBN 2019 Rp 15.000 Per Dollar AS

Kompas.com - 17/10/2018, 16:29 WIB
Mutia Fauzia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Anggaran (Banggar) DPR RI menyetujui usulan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengenai perubahan asumsi makro APBN 2019.

Dalam usulan tersebut, Sri Mulyani merevisi asumsi nilai tukar rupiah dari Rp 14.500 menjadi Rp 15.000 per dollar AS.

Menurutnya, perubahan tersebut disesuaikan dengan proyeksi Bank Indonesia (BI) mengenai pergerakan nilai tukar rupiah yang berada pada posisi Rp 14.800 hingga Rp 15.200 per dollar AS dalam dua bulan ini, dari sebelumnya Rp 14.300 hingga Rp 14.700 per dollar AS.

"Sehingga keseluruhan kurs 2018 rata-rata Rp 15.000 (per dollar AS). Tekanan terhadap rupiah diperkirakan masih akan berlanjut meski Gubernur BI menyampaikan tahun 2019 ada faktor yang lebih positif terutama di semester II," ujar Sri Mulyani ketika memberikan paparan kepada anggota Badan Anggaran DPR RI, Rabu (17/10/2018).

Dengan perubahan asumsi nilai tukar tersebut, membuat penerimaan negara menjadi meningkat Rp 10,31 triliun. Yang terdiri dari peningkatan penerimaan PPh Migas sebesar Rp 2,2 triliun, juga Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp 8,1 triliun.

Jika dirinci, kenaikan PNBP berasal dari kenaikan pendapatan dari SDA Migas sebesar Rp 6,2 triliun, SDA Migas Rp 1 triliun, dan PNBP lainnya sebesar Rp 900 miliar.

"Sehingga total PNBP kenaikan Rp 8,1 triliun plus PPh Migas naik Rp 2,2 triliun sehingga total pendapatan dari perpajakan naik Rp 10,3 triliun," jelas Sri Mulyani.

Adapun dari sisi belanja negara juga akan meningkat dikarenakan asumsi kurs yang lebih tinggi. Untuk pos kesehatan dan pendidikan, dengan adanya mandatori anggaran sebesar masing-masing 20 persen dan 5 persen, maka akan ada kenaikan belanja dari kedua pos tesebut sebesar 2,6 tirliun.

Adapun dana bagi hasil juga meningkat sebesar Rp 2 triliun. Sementara secara keseluruhan, Sri Mulyani menjelaskan akan ada kenaikan belanja sebesar Rp 10,9 triliun akibat kenaikan asumsi kurs ini.

"Kenaikan anggaran belanja negara sebesar Rp 10,9 triliun. Anggaran belanja negara tersebut sudah termasuk mandatori anggaran pendidikan dan kesehatan sebesar 20 persen dan 5 persen," lanjut dia.

Namun, dirinya memastikan, defisit APBN 2019 akan tetap berada pada kisaran 1,84 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Untuk itu, dirinya mencadangkan belanja negara sebesar Rp 14,4 triliun.

"Dengan demikian kami mengusulkan agar di dalam panja dibahas mengenai pengalokasian cadangan belanja negara Rp 14,4 triliun plus belanja yang belum teralokasi sebesar Rp 10,9 triliun dikurangi Rp 4,6 triliun," jelas Sri Mulyani.

Adapun dengan perubahan asumsi nilai tukar rupiah tersebut, maka secara keseluruhan asumsi makro dari APBN 2019 sebagai berikut.

  • Pertumbuhan Ekonomi : 5,3 persen
  • Inflasi : 3,5 persen
  • Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan : 5,3 persen
  • Nilai Tukar Rupiah : Rp 15.000 per dollar AS
  • Harga Minyak Mentah : 70 dollar AS per barrel
  • Lifting Minyak : 775.000 barrel per hari
  • Lifting Gas : 1,25 juta barrel per hari
  • Cost Recovery: 10,22 miliar dollar AS
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com