Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelemahan Rupiah Diprediksi Mereda Setelah Pemilu 2019

Kompas.com - 17/10/2018, 22:40 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Rektor Unika Atma Jaya sekaligus pengamat ekonomi Agustinus Prasetyantoko menuturkan pelemahan nilai tukar rupiah akan mulai mereda ketika pemilu 2019 selesai.

Kondisi itu dinilai sama dengan saat menjelang pemilu tahun 2014 silam, ketika nilai tukar rupiah kala itu juga mengalami pelemahan atau terdepresiasi.

"Kalau dibandingkan dengan situasi tahun 2013 misalnya, waktu itu tekanannya sama. CAD (Current Account Deficit) saat itu lebih jelek dari sekarang. Waktu itu mau pemilu juga, situasinya mirip. Lalu kita take off dari situasi tersebut," kata Agustinus dalam diskusi di Hotel Millenium, Rabu (17/10/2018).

Menurut Agustinus, ketika pemenang pemilu presiden-wakil presiden nanti telah diketahui, nilai tukar rupiah akan kembali rebound alias menguat kembali. Dia menyebutkan, hal tersebut dengan turut mempertimbangkan tekanan dari kondisi eksternal serta upaya dari dalam negeri untuk mencegah depresiasi terjadi terlalu dalam.

Baca juga: Bisakah Nilai Tukar Rupiah Kembali ke Rp 13.900-Rp 14.000?

Dalam waktu dekat, nilai tukar rupiah dipastikan akan terus mengalami dinamika. Tekanan eksternal yang di antaranya berupa ketegangan perdagangan hingga upaya normalisasi di AS dengan menaikkan suku bunga acuannya juga disebut masih akan terjadi dua hingga tiga tahun mendatang.

Meski begitu, Agustinus meyakini masyarakat tidak perlu mengkhawatirkan dinamika nilai tukar. Keyakinan tersebut didasari salah satunya oleh hasil riset lembaga asal Jepang, Nomura, yang menempatkan Indonesia sebagai satu dari delapan negara dengan risiko ekonomi terendah.

"Jadi, kalau dilihat situasi itu, yang menuju 2019 dan studi dengan indikator yang menunjukkan seperti apa, nampaknya kita tidak perlu terlalu khawatir dengan situasi rupiah kita yang memburuk," tutur Agustinus.

Pelemahan rupiah dinilai masih akan terus berlangsung, tetapi tidak sampai pada depresiasi yang terlampau tajam. Agustinus juga mengungkapkan kemungkinan besar level Rp 15.000 merupakan titik keseimbangan baru dari nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com