Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Tuduh China Tak Transparan soal Depresiasi Yuan

Kompas.com - 18/10/2018, 14:31 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

Sumber AFP

WASHINGTON, KOMPAS.com - Pemerintah AS menolak menyebut China sebagai manipulator nilai tukar. Akan tetapi, Washington menyoroti praktik penurunan nilai tukar mata uang yuan yang dilakukan Beijing.

Dikutip dari AFP, Kamis (18/10/2018) Departemen Keuangan AS menyebut China tidak transparan terkait nilai tukar yuan dan depresiasi yuan yang terjadi beberapa waktu terakhir.

"Kekhawatiran kami adalah kurangnya transparansi China terkait mata uang dan pelemahan mata uangnya baru-baru ini," kata Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin.

Mnuchin menyebut, kondisi tersebut menjadi tantangan besar untuk mencapai perdagangan yang lebih adil dan seimbang. Oleh karena itu, AS akan memonitor dan meninjau praktik mata uang China, termasuk melakukan diskusi dengan bank sentral China, People's Bank of China (PBoC).

Dalam laporan yang dirilis pada Rabu (17/10/2018) waktu setempat, AS menyatakan Jerman, India, Jepang, Korea Selatan, dan Swiss masuk dalam daftar monitoring negara-negara yang praktik nilai tukarnya membutuhkan perhatian khusus. Sejak lama AS pun menuding China mengatur nilai tukar yuan agar tetap rendah untuk membuat ekspor lebih kompetitif.

Meskipun demikian, dalam beberapa tahun terakhir, nilai tukar yuan menguat. Para ekonom pun kini menyatakan kondisi tersebut sejalan dengan fundamental eknomi China.

Pada saat bersamaan, suku bunga acuan AS naik dan mendorong penguatan nilai tukar dollar AS yang membuat ekspor AS lebih mahal. Sepanjang tahun ini, dollar AS menguat 6,6 persen terhadap yuan, namun melemah pada Juni 2018.

"Pergerakan mata uang China baru-baru ini tidak mengarah pada kondisi di mana akan membantu menurunkan besarnya surplus perdagangan China," tulis Departemen Keuangan AS dalam laporannya.

Washington dan Beijing terlibat dalam perang dagang lantaran defisit perdagangan AS terhadap China. Presiden AS Donald Trump menyatakan kondisi ini memukul pekerjaan di AS.

AS menerapkan tarif impor terhadap sekira separuh produk ekspor China ke AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com