Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Negara Paling Berisiko untuk Dikunjungi

Kompas.com - 19/10/2018, 10:45 WIB
Putri Syifa Nurfadilah,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Untuk beberapa negara, wisatawan diminta agar lebih berhati-hati dan melakukan banyak persiapan ketika melancong.

Drum-Cussac, perusahaan penilai manajemen risiko, baru-baru ini menerbitkan World Risk Map (Peta Risiko Dunia/ WRM) 2019 yang mengumpulkan data dalam lima kategori untuk menilai risiko perjalanan.

Timur Tengah dan Afrika Utara muncul sebagai tujuan paling berisiko bagi para pelancong, dengan banyak negara di wilayah ini muncul dalam 10 besar negara teratas yang berisiko, serta dalam kategori perincian risiko individu.

Tingkat risiko yang tinggi ini merambat ke seluruh Afrika Utara dan Tengah, dengan tantangan utama adalah risiko infrastruktur, lingkungan dan kesehatan. Hal ini tidak mengherankan mengingat ancaman regional penyakit seperti malaria, kolera dan tifoid dengan akses yang buruk pada fasilitas medis dan pengobatan.

Di sisi lain, wisatawan yang akan berkunjung ke Eropa dan Amerika Utara jauh lebih aman, terutama jika Anda menghindari cuaca atau iklim regional seperti angin topan atau badai tropis. Kualitas infrastruktur umumnya jauh lebih baik, akses ke obat-obatan, air, dan sebagainya berlimpah.

Meski ada protes atau unjuk rasa sesekali, namun negara di kawasan ini umumnya sangat stabil.

Ketika melihat negara dengan risiko terendah, para ahli menggolongkan Aruba sebagai negara paling rendah risiko di dunia. Pulau kecil milik Belanda ini adalah tujuan wisata populer dan terletak di luar sabuk angin topan Karibia, yang membantu menghindari dampak parah dari hampir semua badai tropis besar.

Selain itu, Taiwan dan Uruguay juga masuk sebagai negara dengan risiko rendah. Stabilitas politik dan ekonomi yang relatif kuat membantu menjaga negara-negara yang berbeda ini berada di ujung bawah skala risiko, meskipun ada gejolak politik dan kerentanan terhadap bahaya alam tertentu.

Terlepas dari ancaman yang tampaknya tidak berbahaya di kawasan ini, para pelancong masih disarankan untuk berhati-hati dan tetap waspada terhadap ancaman terhadap orang itu, terutama jika bepergian selama musim topan Asia-Pasifik.

Dalam laporan, faktor-faktor utama yang dinilai termasuk risiko politik, keamanan, medis, infrastruktur, dan lingkungan. Dalam kategori ini, negara-negara dinilai soal ancaman seperti terorisme, akses ke perawatan medis dan air bersih, kekerasan dan kejahatan, dan stabilitas politik.

Dilansir dari Business Insider, berikut 10 negara paling tidak aman untuk dikujungi berdasar pada laporan WRM 2019.

  1. Suriah
  2. Yaman
  3. Afghanistan
  4. Libya
  5. Republik Sudan Selatan
  6. Somalia
  7. Republik Afrika Tengah
  8. Irak
  9. Republik Demokratik Kongo
  10. Burundi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com