BENGKULU, KOMPAS.com – Desa Sumber Urip, Kecamatan Selupuh Rejang, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu punya segudang potensi wisata yang bisa dimanfaatkan. Salah satunya adalah Taman Wisata Alam (TWA) Bukit Kaba.
Berada di ketinggian 1.952 meter di atas permukaan laut (mdpl), TWA Bukit Kaba merupakan salah satu destinasi favorit di Bengkulu.
Tak hanya dikunjungi oleh masyarakat Bengkulu saja, tetapi keindahannya juga sudah menarik wisatawan dari Palembang, Lubuklinggau, Jambi, bahkan beberapa wisatawan mancanegara dari Eropa.
“Taman Wisata Alam Bukit Kaba memang menjadi keunggulan destinasi wisata di desa kami. Oleh karena itu, kami pun berusaha untuk mengelola dan mengembangkan tempat tersebut supaya bisa meningkatkan jumlah pengunjung,” ujar Kepala Desa Sumber Urip Yadi Sutanto kepada Kompas.com, Kamis (11/10/2018).
Dengan peningkatan jumlah wisatawan tersebut, lanjut Yadi, diharapkan pendapatan desa dari sektor wisata juga mengalami eskalasi.
“Mulai dari 2017 sampai saat ini TWA Bukit Kaba dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Melalui pengelolaan tersebut, rata-rata pendapatan dari sektor wisata per bulannya mencapai 8 juta per bulan (dari total pendapatan 15 juta per bulan). Jadi, sektor ini menyumbang 70 persen dari total pendapatan BUMDes,” jelas Ketua BUMDes Urip Jaya, Sigit Widianto.
Lebih lanjut, keuntungan tersebut didapatkan dari penjualan tiket masuk, penitipan kendaraan bermotor, jasa pemandu, dan jasa ojek.
Tak hanya BUMDes yang mendapatkan keuntungan dari sektor wisata, warga desa pun secara tidak langsung mendapatkan manfaatnya.
“Kesejahteraan warga desa sedikit banyaknya meningkat dari pemanfaatan sektor wisata yang dikelola BUMDes, utamanya para pemuda yang bekerja menjaga pos penjualan tiket. Kami bisa mendapatkan penghasilan tambahan sebesar Rp 1-1,5 juta per bulan. Belum lagi pemasukan dari pekerjaan lainnya, misal buruh tani,” ujar salah satu perwakilan pemuda Desa Sumber Urip, Rizki Johan Arifin.
Pemanfaatan dana desa
Salah satu faktor penting yang membuat pengelolaan wisata di Desa Sumber Urip maju adalah pemanfaatan dana desa.
Sebagai informasi, Pemerintah Indonesia telah memberikan bantuan dana desa kepada Desa Sumber Urip sejak tahun 2015. Pada tahun tersebut, dana desa yang digelontorkan adalah sebesar Rp 272 juta.
Kemudian, secara berturut-turut mulai dari tahun 2016 sampai 2018 dana desa yang diterima oleh Desa Sumber Urip sebanyak Rp 612 juta (2016), Rp 781 juta (2017), dan Rp 717 juta (2018).
“Pemanfaatan dana desa yang baik adalah kunci utama kami bisa mengembangkan potensi wisata. Ke depannya, kami akan mengulik potensi lainnya, seperti pengembangan homestay, wisata outbound, menyelenggarakan festival tahunan (Festival Bukit Kaba), dan wisata madu,” terang Yadi.