Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Orang Miskin Bisa Menabung?

Kompas.com - 25/10/2018, 17:29 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dari sejumlah penelitian mengenai kemiskinan, Badan Pusat Statistik (BPS) mendapati orang yang berada di garis atau di bawah garis kemiskinan memiliki pandangan serupa dengan mereka yang berkecukupan dalam hal menabung.

Hal ini diungkapkan sekaligus untuk mematahkan pandangan bahwa orang miskin tidak bisa atau tidak mampu menabung.

"Apakah penduduk miskin bisa menabung? Bagaimanapun juga, cara berpikir kita dengan mereka sama. Mereka selalu mencari kesempatan untuk menyisihkan sebagian uangnya, seberapa kecil pun," kata Kepala BPS Suhariyanto saat memberi pidato kunci di Seminar Nasional Official Statistics 2018 di Politeknik Statistika, Kamis (25/10/2018).

Penelitian yang dilakukan petugas BPS mengenai kemiskinan selama ini juga menemukan bahwa perilaku atau kebiasaan menabung tidak hanya dari orang dengan ekonomi kelas menengah ke atas, tapi ada juga pada orang miskin.

Dengan begitu, Suhariyanto ingin publik mengubah pandangan terhadap orang miskin karena pada dasarnya semuanya sama, yakni berupaya untuk membuat hidup yang lebih baik.

"Jangan pernah memandang rendah orang miskin. Mereka hanya kehilangan kesempatan, tetapi untuk maju ke depan, mereka sama dengan kita. Selalu menyisihkan uang seberapa kecil pun, berharap suatu saat hidupnya berubah dengan memperhatikan life cycle, needs, emergency, dan opportunities," tutur Suhariyanto.

Dia turut menjelaskan, perilaku menabung pada orang miskin memiliki kemiripan dengan masyarakat pada umumnya. Mereka bisa menabung dengan berbagai cara, seperti menyisihkan sebagian kecil dari penghasilannya hingga memberi reciprocal lending atau pinjaman yang bersifat timbal balik.

"Ini yang terjadi dan sudah dikonfirmasi dari berbagai penelitian," ujar Suhariyanto.

Sebagian besar masyarakat miskin menabung untuk berbagai keperluan di masa mendatang.

Suhariyanto menyebutkan, perilaku menabung pada masyarakat miskin didorong oleh kebutuhan akan memenuhi pendidikan keluarganya, biaya melahirkan anak, uang untuk hari tua, hingga yang sifatnya emergency seperti di saat sakit atau jika ada yang meninggal dunia.

Dari fakta tersebut, pemangku kepentingan, yakni pemerintah, bisa memformulasikan program-programnya untuk memberi kesempatan yang sama bagi masyarakat miskin agar bisa berkembang.

Dari data BPS, tercatat per Maret 2018 angka kemiskinan sebesar 9,82 persen atau setara dengan 25,95 juta penduduk miskin di Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com