Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

November, BRI Naikkan Suku Bunga Kredit

Kompas.com - 29/10/2018, 08:10 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) berencana akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis points (bps) pada bulan November mendatang.

Direktur Utama BRI Suprajarto mengatakan, pihaknya sudah harus mulai menyesuaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI7DRRR) yang hingga saat ini sudah naik 150 bps menjadi 5,75 persen. Sebab hingga saat ini, bank dengan penyaluran kredit terbesar ke sektor UMKM ini memang sama sekali belum menaikkan bunga kredit mereka sejak awal tahun.

"Belum naik kita, makannya NIMnya anjlok. Tapi November ini mau enggak mau harus, paling 50 bps. Tapi itu UKM juga udah teriak," jelas Suprajarto ketika ditemui di acara Rapat Koordinasi BUMN di Bontang, Minggu (28/10/2018).

Adapun saat ini, posisi bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI sebesar 7 persen. KUR sendiri berkontribusi sebesar 76,9 persen dari keseluruhan penyaluran kredit BRI.

Baca juga: BTN akan Kerek Suku Bunga KPR Sebesar 0,25 Persen

Lantaran menahan kenaikan bunga kredit, pertumbuhan margin bunga bersih (NIM) BRI pun anjlok 40 bps menjadi 7,61 persen di kuartal III 2018 jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Namun, Suprajarto menilai turunnya NIM tersebut masih normal.

"Biaya bunga simpanan itu kan naik, tapi tidak serta merta diikuti kenaikan bunga pinjaman. Karena kan (penyaluran kredit) kita kecil-kecil, jadi nggak mungkin kita naikin. NIMnya otomatis langsung kegeret ke bawah, tapi masih normal menurut saya," jelas dia.

Pihaknya memaparkan, selama ini menahan bunga kredit lantaran kondisi ekonomi menurutnya sangat tidak kondusif. Jika bunga kredit dinaikkan akan membebani debitur yang sebagian besar bergerak di sektor UMKM.

"Kondisi ekonominya itu sangat tidak kondusif. Kita kan yang penting gimana mereka tetap sustain, tidak berimbas," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Whats New
Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com