Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS EKONOMI

Kementan Dukung "Replanting" Kelapa Sawit Rakyat di Sulawesi Barat

Kompas.com - 31/10/2018, 14:00 WIB
Mikhael Gewati

Editor

KOMPAS.com -  Kementerian Pertanian (Kementan) mendukung upaya peremajaan atau replanting kelapa sawit rakyat di Sulawesi Barat (Sulbar).

Hal ini Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman katakan saat berkunjung ke Desa Lariang Kecamatan Tikke Raya, Kabupaten Pasang Kayu, Sulawesi Barat, Rabu (31/10/2018).

"Kami targetkan replanting sawit rakyat dengan luas 5.000 hektar (ha) di Sulawesi Barat, nilainya Rp 125 milyar. Bahkan bisa kami usahakan hingga 7.500 ha. Alokasi untuk Kabupaten Pasang Kayu setengahnya, yakni 2.500 ha," jelas Amran dalam keterangan resmi yang Kompas.com terima di hari yang sama. 

Peremajaan perkebunan sawit rakyat memang tengah menjadi perhatian pemerintah karena banyak sawit yang usianya lebih dari 28 tahun, contohnya di Sulawesi Barat. Padahal, usia sawit berpengaruh terhadap penurunan produktivitas hingga hanya 3 ton per ha.

"Kami dorong peremajaan dengan skema pendanaan yang ada, yakni 25 juta per ha. Tapi seiring proses replanting kami wajibkan petani untuk juga tanam jagung lewat tumpang sari," ucap Amran.

Oleh karena itu, Mentan Amran memberikan benih jagung gratis untuk lahan seluas 40.000 - 50.000 ha di Kabupaten Pasang Kayu.

Menurut Amran, kombinasi antara peremajaan sawit rakyat dengan jagung ini diyakini mampu mendorong optimalisasi lahan pertanian produktif, sekaligus menjaga petani tetap punya penghasilan.

Perlu diketahui bahwa harga jagung di Sulawesi Barat sedang bagus yakni Rp 3.700 - Rp 4.200 per kg. Sementara itu, harga tandan buah segar (TBS) sawit hanya Rp 1.000 per kg. 

Mentan pun berharap harga TBS di Sulawesi Barat bisa lebih meningkat sehingga tidak terlalu jauh berbeda dari harga di Kalimantan dan Sumatera.

Salah satu petani sedang menunjukkan tanaman jagung yang ditanam dengan sistem tumpang sari dengan kelapa sawit, di Desa Lariang Kecamatan Tikke Raya, Kabupaten Pasang Kayu, Sulawesi Barat, Rabu (31/10/2018). Dok. Humas Kementerian Pertanian RI Salah satu petani sedang menunjukkan tanaman jagung yang ditanam dengan sistem tumpang sari dengan kelapa sawit, di Desa Lariang Kecamatan Tikke Raya, Kabupaten Pasang Kayu, Sulawesi Barat, Rabu (31/10/2018).
Adapun terkait harga keekonomian jagung yang menguntungkan itu, kata Amran, seharusnya bisa mendorong petani menanam jagung, sambil meremajakan sawit yang baru bisa produktif setelah 5 tahun tanam.

"Jadi kami dorong peremajaan, sekaligus wajib tanam jagung. Benihnya sudah kami alokasikan gratis," jelas Amran saat meninjau langsung lahan jagung siap panen seluas 300 hektar.

Selain, peremajaan sawit dan bantuan benih jagung, Kementan memberikan pula bantuan benih kakao dan padi gratis.

Sementara itu, untuk bantuan alat mesin pertanian, Amran langsung mengalokasikan bantuan pompa sebanyak 20 unit, agar bisa langsung dimanfaatkan.

"Agar tanam bisa lebih produktif, kami harus kelola air dengan baik. Kami akan kirim langsung 20 pompa untuk bisa memanfaatkan langsung sungai yang ada," kata Amran.

Sulawesi Barat misalnya, 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com