Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS EKONOMI

Kementan Bangun Influenza Virus Monitoring Online, FAO Apresiasi

Kompas.com - 02/11/2018, 22:00 WIB
Mikhael Gewati

Editor

KOMPAS.com - Organisasi Pangan Dunia (FAO) mengapresiasi Direktorat jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian (Kementan) yang berhasil mengembangkan suatu jejaring inovasi untuk pengendalian dan penanggulangan penyakit AI (Avian Influenza) atau disebut Flu Burung.

Jejaring tersebut adalah Influenza Virus Monitoring (IVM) Online yang merupakan sebuah sistem untuk memonitor sifat antigenic dan genetic dari virus avian influenza (AI) khususnya Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI) pada unggas di Indonesia.

Sistem ini terintegrasi secara online dan hasilnya dapat ditampilkan dalam sebuah map (peta). Jejaring inovasi tersebut telah sukses mengkarakterisasi isolat virus AI secara antigenik, genetik dan biologis.

Representative of Nigeria untuk FAO, Yaya Adisa Olaitan Olaniran Permanent, bersama 9 delegasi FAO lainnya menyampaikan apresiasi itu saat berkunjungan ke Balai Besar Veteriner Wates (BBVet) Yogyakarta, Jumat (02/11/2018).

Menurut mereka, sejak peluncuran IVM Online pada 2014 telah memberikan dampak yang signifikan dalam upaya pengendalian dan penanggulan penyakit AI.

Baca jugaAda Wabah Flu Burung, Unggas Malaysia Dilarang Masuk Indonesia

Tak cuma ke Yogyakarta, mereka juga berkunjung ke sejumlah kota di Indonesia untuk melihat perkembangan proyek pertanian hasil kerja sama FAO dengan Indonesia.

Perlu ketahui program IVM online merupakan kerja sama pemerintah Indonesia dengan FAO dan OFFLU. Nama terakhir adalah bagian kerjasama dari FAO dan OIE (Organisasi kesehatan hewan duna) yang berisi para ahli dalam bilang Al.

Kerja sama antara FAO dan OFFLU dengan Pemerintah Indonesia itu bertujuan meningkatkan sistem monitoring perubahan (evolusi) virus dan deteksi dini virus AI varian baru di Indonesia.

Dalam kerja sama itu Indonesia mendapat dukungan laboratorium referensi OIE seperti Australian Animal Health Laboratory (AAHL).

"Contoh jejaring dari IVM Indonesia ini memiliki relevansi dengan negara-negara lain yang ingin membangun jaringan laboratorium untuk surveilans molekuler AI dan penyakit menular (patogen) lainnya,” kata Yaya.

“Ini sesuai dengan kerangka kerja strategis FAO Regional untuk peningkatan kapasitas laboratorium," tambahnya.

Sementara itu, Kepala Subdit Pengamatan Penyakit Hewan Direktorat Kesehatan Hewan Ditjen PKH Kementan, Boethdy Angkasa menyampaikan, pengguna IVM online akan dengan mudah mengetahui posisi virus AI yang bersirkulasi di Indonesia dan melaporkannya dengan cepat dan tepat kepada para pengambil kebijakan.

Dengan demikian perkembangan jenis virus HPAI di seluruh penjuru Indonesia dapat dimonitor. Alhasil dapat membantu menentukan strategi pengendalian dan pemberantasan AI yang cepat dan akurat.

Delegasi FAO saat melakukan kunjungan ke Balai Besar Veteriner Wates (BBVet) Yogyakarta pada Jumat (02/11/2018).Dok. Humas Kementerian Pertanian RI Delegasi FAO saat melakukan kunjungan ke Balai Besar Veteriner Wates (BBVet) Yogyakarta pada Jumat (02/11/2018).
Menurut Boethdy, pelaksanaan program IVM Online merupakan langkah strategis untuk dapat secara mudah dan cepat memantau perkembangan sirkulasi virus AI serta mendeteksi varian-varian virus baru.

"Ini tentunya akan membantu kita untuk menetapkan tindakan pengendalian selanjutnya seperti penentuan jenis vaksin yang baru dan antigen untuk diagnosa,” ucap Boethdy Angkasa.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com