Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bareng Janet Yellen, Sri Mulyani Akan Jadi Panelis di Bloomberg New Economy Forum

Kompas.com - 05/11/2018, 09:10 WIB
Ericssen,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

SINGAPURA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dijadwalkan menjadi panelis di Konferensi “Bloomberg New Economy Forum” yang akan digelar di Hotel Capella, Singapura, 6-7 November 2018.

Sri Mulyani akan duduk sepanel dengan dua ekonom ternama, mantan Gubernur Bank Sentral AS atau Federal Reserve Janet Yellen dan Gubernur Bank Sentral Singapura Ravi Menon di hari kedua konferensi.

Sri Mulyani akan berbicara mengenai bagaimana menghadapi potensi financial shock global di masa depan.

Hal-hal yang akan dibahas Sri Mulyani di antaranya adalah apakah perang dagang membahayakan pertumbuhan ekonomi global, apakah perang mata uang akan menjadi tantangan berikut ekonomi dunia, serta kesiapan ekonomi dunia jika krisis ekonomi global kembali menghantam.

Baca juga: Ketika Sri Mulyani Mengenang Pengalaman Jadi Menkeu untuk Pertama Kali

Sri Mulyani mendapatkan kehormatan untuk berbicara di konferensi bergengsi yang digagas oleh mantan Walikota New York dan pendiri perusahaan finansial Bloomberg LP, Michael Bloomberg.

Konferensi ini ditahbiskan sebagai pesaing Forum Ekonomi Dunia (WEF) yang rutin digelar setiap tahunnya di Davos, Swiss.

Elit politik dan bisnis dunia dari sektor pemerintahan dan swasta akan berkumpul selama 2 hari dengan delegasi dari 60 negara termasuk Indonesia untuk membahas solusi konkrit apa yang dapat ditawarkan oleh sektor swasta menghadapi isu-isu dan tantangan global mulai dari perdagangan, ekonomi hingga perubahan iklim di tengah terjadinya perubahan tatanan struktur global.

Bertindak sebagai penasehat serta sosok perancang konferensi ini adalah mantan Menteri Luar Negeri AS yang juga diplomat senior Henry Kissinger dan mantan Menteri Keuangan AS serta bankir ternama Henry Paulson.

Ketika ditanya apa yang membedakan New Economy Forum dengan Davos, Bloomberg seperti dikutip The Financial Times menyebut bahwa konferensi ini lebih berfokus pada bagaimana negara-negara maju dapat bekerjasama secara konstruktif dengan emerging power economy seperti China serta negara-negara “ekonomi baru dunia” lainnya di Asia, Afrika, Timur Tengah, dan Amerika Latin.

Dibandingkan dengan Davos yang dihadiri hingga 3.000 para pemimpin dunia, konferensi ini hanya akan mengundang 400 orang.

Di tengah pasang-surut hubungan diplomatik terutama hubungan dagang AS dan China, Kissinger menekankan akan pentingnya bagi pemerintahan Presiden Donald Trump untuk memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai China.

“AS tidak punya banyak pilihan, pemahaman yang baik antara kedua negara akan mewujudkan kedamaian dan kesejahteraan dunia” tutur diplomat berusia 95 itu.

Wakil Presiden China Wang Qishan yang juga tangan kanan kepercayaan Presiden Xi Jinping akan menyampaikan pidato kunci atau keynote.

Nama-nama lain yang dijadwalkan hadir di antaranya adalah Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde, mantan deputi Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, mantan Direktur Komite Ekonomi Nasional AS Gary Cohn, mantan Perdana Menteri Australia Kevin Rudd, CEO Goldman Sachs David Solomon, Chairman dan CEO BlackRock Laurence Fink, CEO Grab Anthony Tan, Chairman dan CEO FedEx Fred Smith, hingga pengusaha dan orang terkaya di Afrika Aliko Dangote.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com