Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Pemerintah Soal Ekonomi yang Masih Terpusat di Jawa...

Kompas.com - 06/11/2018, 16:30 WIB
Yoga Sukmana,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Struktur ekonomi Indonesia secara spasial masih didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa. Pada kuartal III-2018 saja, Jawa menyumbang 58,57 persen bagi pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 5,17 persen.

Angka itu jauh di atas Sumatera 21,53 persen, Kalimatan 8,07 persen, Sulawesi 6,28 persen, Bali-Nusa Tenggara 3,04 persen dan Maluku serta Papua 2,51 persen.

Meski struktur itu tetap sama dalam puluhan tahun, pemerintah tak sepakat kalau ekonomi dinilai terpusat di Jawa.

"Jangan bilang terpusat di Jawa dong. Pertumbuhan kita itu memang gini, pertumbuhan antara luar Jawa dan Jawa itu, itu memang tergantung situasi," ujar Menko Perekonomian Darmin Nasution, Jakarta, Selasa (6/11/2018).

Menurut Darmin, pertumbuhan ekonomi di Jawa bersumber dari industri dan pertanian. Sementara luar Jawa sangat dipengaruhi oleh harga komoditas, mulai dari perkebunan hingga pertambangan.

Oleh karena itu kata Darmin, bila  harga komoditi perkebunan dan pertambangan tidak membaik, maka pertumbuhan ekonomi di luar Jawa akan tetap tertinggal dari Jawa.

"Sumber daya alam itu pertambangan sebenarnya mulai membaik. Tetapi perkebunan belum. Jadi sudah lah enggak usah selalu dilihat perbedaannya," kata Darmin.

Data BPS

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, ekonomi Indonesia pada kuartal III-2018 tumbuh 5,17 persen. Pulau Jawa masih menjadi kontributor terbesarnya.

Namun pada kuartal III-2018, terlihat adanya peningkatkan pertumbuhan ekonomi di kawasan Indonesia Timur yakni Maluku dan Papua. Bahkan persentasenya lebih besar dari dari Jawa sekalipun.

"Struktur ekonomi Indonesia masih tetap didominasi Jawa. Share-nya 58,57 persen. Untuk mengubah struktur ini perlu waktu lama " ujar Kepala BPS Suhariyanto, Jakarta, Senin (5/11/2018).

"Tapi Indonesia timur tumbuhnya lebih tinggi seperti Maluku dan Papua tumbuh 6,87 persen dengan share 2,51 persen (terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia)," sambung dia.

Sementara itu pulau lain yang pertumbuhannya diatas 6 persen yakni Sulawesi. BPS mencatat pertumbuhan ekonomi Sulawesi sebesar 6,74 persen pada kuartal III-2018.

Disusul oleh Jawa 5,74 persen, Sumatera 4,72 persen, Kalimantan 3,45 persen dan Bali-Nusa Tenggara yang justru anjlok minus 0,65 persen.

Khusus untuk Bali-Nusa Tenggara, Suhariyanto mengatakan bahwa penurunan pertumbuhan ekonomi itu disebabkan gempa bumi di Lombok dan penurunan produksi perusahaan tambang PT Amman Mineral Nusa Tenggara yang sebelumnya PT Newmont Nusa Tenggara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Whats New
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Whats New
Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Whats New
Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Whats New
Bea Cukai Lelang 30 Royal Enfield, Harga Mulai Rp 39,5 Juta

Bea Cukai Lelang 30 Royal Enfield, Harga Mulai Rp 39,5 Juta

Whats New
Bisnis Alas Kaki Melemah di Awal 2024, Asosiasi Ungkap Penyebabnya

Bisnis Alas Kaki Melemah di Awal 2024, Asosiasi Ungkap Penyebabnya

Whats New
Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

Whats New
LPPI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1-S2, Simak Persyaratannya

LPPI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1-S2, Simak Persyaratannya

Work Smart
Jadi 'Menkeu' Keluarga, Perempuan Harus Pintar Atur Keuangan

Jadi "Menkeu" Keluarga, Perempuan Harus Pintar Atur Keuangan

Spend Smart
Emiten Perdagangan Aspal SOLA Bakal IPO dengan Harga Perdana Rp 110 Per Saham

Emiten Perdagangan Aspal SOLA Bakal IPO dengan Harga Perdana Rp 110 Per Saham

Whats New
Data Terbaru, Utang Pemerintah Turun Jadi Rp 8.262,10 Triliun

Data Terbaru, Utang Pemerintah Turun Jadi Rp 8.262,10 Triliun

Whats New
Bank Mandiri Genjot Transaksi 'Cross Border' Lewat Aplikasi Livin’

Bank Mandiri Genjot Transaksi "Cross Border" Lewat Aplikasi Livin’

Whats New
Kuartal I Ditopang Pemilu dan Ramadhan, Bagaimana Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ke Depan?

Kuartal I Ditopang Pemilu dan Ramadhan, Bagaimana Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ke Depan?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com