Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

INDEF: Makin Naik Rasio Belanja Pendidikan, Makin Lebar Ketimpangan

Kompas.com - 07/11/2018, 14:26 WIB
Yoga Sukmana,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kenaikan belanja pendidikan ternyata tak berbanding lurus dengan penurunan indeks gini atau ketimpangan.

Begitu hasil kajian terbaru Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) yang dirilis pada Rabu (7/11/2018).

"Dana pendidikan porsinya di APBN 20 persen. Semakin meningkat belanja pendidikan, korelasinya (indeks gini) semakin meningkat," ujar peneliti INDEF Rusli Abdullah saat memaparkan hasil kajian, Jakarta.

Secara statistik, korelasi tersebut signifikan pada level p-value 0,000001 dengan koefisien 0,00126. Artinya, satu persen kenaikan rasio belanja pendidikan dapat berkontribusi bagi peningkatan indeks gini sebesar 0,00126.

Baca juga: Pemerintah akan Naikkan Anggaran Pendidikan 2019 Jadi Rp 487,9 Triliun

Temuan ini berbanding terbalik dengan hasil yang didapatkan oleh Gregorio, J. De dan Lee, J. W. Dalam kajian keduanya, semakin tinggi capaian indikator pendidikan, maka akan mereduksi ketimpangan.

Rusli menilai hasil kajian INDEF itu menjadi sinyal bahwa transmisi belanja pendidikan dalam perbaikan output indikator pendidikan tidak optimal.

Ia mengungkapan, hal itu terjadi karena besaran belanja rutin pendidikan lebih banyak digunakan luntuk gaji guru dan pembangunan fisik sarana dan prasarana belajar.

Sementara itu, output peningkatan kualitas kegiatan belajar mengajar justru tereduksi. Akibatnya kualitas SDM tak meningkat tajam dan membuat ketimpangan tak membaik.

Baca juga: Sri Mulyani Ungkap Kerawanan dari Tingginya Anggaran Pendidikan

INDEF menyarankan kepada pemerintah agar meningkatkan kualitas belanja pendidikan dalam rangka memperbaiki output indikator pendidikan. Misalnya peningkatkan angka partisipasi murni (APM).

Selain itu, INDEF juga mengusulkan agar pemerintah mengurangi porsi belanja rutin pegawai dalam anggaran 20 persen pendidikan.

Kajian INDEF dilakukan dengan menganalisis data yang mencakup 33 provinsi pada periode 2006-2016.

Datanya mencakup rasio gini, dana transfer, DAU, hingga DAK. Metode penelitian yang digunakan melaui studi literatur, analisis statistik deskriptif dan diagnostic approach, wawancara mendalam, hingga regresi panel data.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerintah Perlu Tinjau Ulang Anggaran Belanja di Tengah Konflik Iran-Israel

Pemerintah Perlu Tinjau Ulang Anggaran Belanja di Tengah Konflik Iran-Israel

Whats New
Ekspor Batik Aromaterapi Tingkatkan Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura

Ekspor Batik Aromaterapi Tingkatkan Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura

Whats New
Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Whats New
Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Work Smart
Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Earn Smart
Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Whats New
Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Earn Smart
Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Earn Smart
Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Whats New
Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Work Smart
Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Whats New
IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

Whats New
Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Whats New
Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Work Smart
Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com