Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pekerjaan Apa Saja yang Akan Dibutuhkan pada Tahun 2022?

Kompas.com - 09/11/2018, 09:05 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Disrupsi yang diakibatkan oleh digitalisasi membuat beberapa posisi pekerjaan terancam hilang karena dapat dikerjakan oleh mesin yang lebih efisien, baik dari segi waktu maupun biaya.

Namun, berdasarkan laporan Pekerjaan di Masa Depan Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum), masih ada outlook positif untuk lapangkan kerja di tengah disrupsi tersebut.

Porsi jenis pekerjaan baru yang baru muncul saat ini akan meningkat dari 16 persen menjadi 27 persen dari jumlah tenaga kerja di perusahaan-perusahaan besar. Sementara itu, porsi pekerjaan-pekerjaan yang menggunakan teknologi usang akan mulai berkurang dari 31 persen menjadi 21 persen.

"Sehingga secara kuantitatif, 75 juta peran pekerjaan saat ini dapat digatikan oleh pergeseran dan pembagian kerja antara manusia, mesin, dan algoritma. Sementara 133 juta peran pekerjaan baru pun kemungkinan akan muncul pada saat yang bersamaa," sebut WEF dalam laporannya.

Beberapa jenis pekerjaan yang akan tumbuh seperti analis data, pengembang perangkat lunak, spesialis e-commerce dan media sosial, atau pekerjaan-pekerjaan yang didasarkan pana peningkatan penggunaan teknologi.

Namun selain itu, pekerjaan-pekerjaan yang memiliki ciri kemanusiaan seperti pekerja layanan pelanggan, sales and marketing, pelatihan dan pengembangan, kemanusiaan dan budaya, serta spesialis pengembangan organisasi serta manajer inovasi diharapkan juga akan meningkat.

Berikut 10 jenis pekerjaan yang yang perannya akan meningkat berdasarkan laporan WEF:

1. Analis dan Ilmuwan Data

2. Spesialis Atificial Intelligence (AI) dan Machine Learning

3. General and Operations Manager

4. Pengembang dan Analis Aplikasi dan Sistem Operasi

5. Profesional Sales dan Marketing

6. Spesialis Big Data

7. Spesialis Transformasi Digital

8. Spesialis Teknologi Baru

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com