Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sistem Keamanan Perbankan Dinilai Masih Lemah

Kompas.com - 14/11/2018, 17:23 WIB
Murti Ali Lingga,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sistem keamanan teknologi informasi (IT) pada perbankan tanah air dinilai masih lemah dan tak kuat. Sehingga, para pelaku kejahatan dunia maya (cyber crime) sangat mudah masuk dan melakukan kejahatan.

Hal diungkapkan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri (Kaareskrim Polri), Irjen Pol Arief Sulistiyanto di  Jakarta, Rabu (14/11/2018).

Arif mengatakan, memang selayaknya perbankan memanfaatkan IT dalam upaya mengembangkan usahanya. Ini memberikan kemudahan dan efisiensi dalam segala hal.

Akan tetapi, tak jarang yang mengabaikan sistem keamanan IT yang kuat.

"Ini mau tidak mau harus melibatkan teknologi informasi di dunia bisnis perbankan ini. Tetapi sayangnya, tidak disertai sistem pengamanan (yang baik) dalam penerapan sistem IT itu sendiri," sebutnya.

Menurutnya, karena kondisi tersebut, banyak yang menjadi korban kejahatan dunia maya, baik nasabah maupun bank. Kerugian yang ditimbulkan sangat bervariasi, mulai yang kecil dan ada yang sangat besar.

"Dengan tenaga kejahatan yang rendah saja itu bisa mengorek dan bisa mengambil (uang) ratusan milliar dalam waktu singkat. Karena yang dipindah hanya angka-angka," jelasnya.

Dia mencontohkan, pernah terjadi kasus kejatahan yang hanya membutuhkan waktu dua menit dalam melancarkan aksinya. Penjahat yang sudah masuk dan menyerang sistem IT perbakan sangat mudah melakukan apa saja, termasuk mengambil dana atau uang.

"Sehingga dia otak-atik, bisa masuk dan memindahkan (dana) dari cabang-cang bank. Nembak (pindah) ke Jambi, dipindah ke Probolinggo, hanya butuh dua menit. Ini kolaborasi kejahatan konvensional dan kejahatan siber. Bayangkan hanya dalam hitungan dua menit. Ini yang perlu menjadi perhatian kita semuanya," pungkasnya.

Arif berharap dan meminta perbankan untuk waspada dan mengenali kejahatan dunia maya. Kerena pelaku kejahatan selalu mengintai. Bakhan setidaknya 60-70 persen para pelaku kejahatan bermotif ekonomi.

"Yang jelas saya memberikan kesempatan apabila ada hal (masalah) yang berkaitan dengan perbankan saya membuka diri. Saya sudah memerintahkan kepada suruh jajaran Reskrim untuk betul-betul menjaga bank-bank kita jangan sampai menjadi kejahatan cyber crime," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com