Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Program Akselerasi "Start Up" di BEI Masih dalam Proses

Kompas.com - 16/11/2018, 15:20 WIB
Putri Syifa Nurfadilah,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna mengatakan, saat ini program akselerasi untuk perusahaan strart up agar bisa melantai masih dalam proses penyelesaian.

Dia menginginkan agar peraturan tentang program akselerasi ini bisa terealisasi akhir tahun 2018.

“Mudah-mudahan aturan tentang papan akselerasi selesai di akhir tahun ini. Mudah-mudahan pembahasannya akan smooth karena ini kita juga mengakomodasi peraturan yang dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK),” ujar Nyoman di Gedung BEI Jakarta, Jumat (16/11/2018).

Pihaknya juga nanti akan menunggu persetujuan dari OJK akhir tahun ini. Nyoman pun menjelaskan hubungan antara IDX Inkubator dengan papan akselerasi ini yakni perusahaan start up sebelum melantai akan dibina terlebih dahulu.

“Tentu kita grooming dari inkubator ke papan akselerasi sebelum masuk ke papan pengembangan dan papan utama,” imbuh Nyoman.

Kemudian, perusahaan start up yang bisa melantai lewat papan akselerasi ini pun tak hanya dari IDX Incubator saja.

“Tidak, kan di BUMN dan perusahan-perusahaan yang lain juga grooming. Kita bisa memetik yang sudah ranum dari sana untuk ditarik ke papan inkubasinya kita,” tutu Nyoman.

Nyoman menambahkan, ketika memang perusahaan mereka sudah eligible pihaknya akan mempersilahkan masuk ke papan akselerasi terlebih dahulu.

“Khususnya untuk perusahaan kecil dan menengah,” ucap dia.

Hingga saat ini, baru satu perusahaan besutan IDX Incubator yang mencatatkan namanya di lantai bursa efek yakni PT Yelooo Integra Datanet Tbk dengan kode emiten YELO. Emiten ini melantai pada akhir Oktober 2018 lalu.

Untuk jumlah perusahaan start up yang diinkubasi, Nyoman menyebutkan saat ini sudah ada 54 perusahaan.

Sebelumnya, Director Operations and Business Development Altira George E. Siregar mengatakan kepada Kompas.com, iklim start up di Indonesia sudah cukup masif. Sehingga saat ini cukup dijaga agar jangan banyak yang rontok di tengah jalan akibat tidak bisa meraih pendanaan.

"Sebenarnya, untuk memperoleh pendanaan tidak harus menjadi unicorn dulu. Bisa juga dengan berbagai hal lain, misalnya di IDX Stock Exchange ini punya papan pengembangan agar mereka bisa go public,” jelas George.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Spend Smart
Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, Masih Rugi

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, Masih Rugi

Whats New
Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Whats New
Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Whats New
Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com