Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inovasi di Proyek PLTP Kamojang 5 Dapat Penghargaan di ASEAN

Kompas.com - 19/11/2018, 11:03 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Rekayasa Industri (Rekind), anak usaha PT Pupuk Indonesia (Persero) memperoleh penghargaan ASEAN Engineering Award 2018. Penghargaan ini merupakan pengakuan bergengsi yang diberikan AFEO atas prestasi dan inovasi untuk proyek rekayasa di kawasan Asia Tenggara.

Rekayasa Industri menerima penghargaan tahun 2018 melalui seleksi Persatuan Insinyur Indonesia (PII) atas inovasi pada Proyek EPCC Total Proyek Panas Bumi Kamojang-5 1x35 MW (KMJ5). Pelelangan proyek di tahun 2012 ini merupakan tender internasional yang diikuti empat kontraktor asing.

Pelelangan dimulai pada kuartal  keempat tahun 2012, melalui proses evaluasi teknis dan komersial. Konsorsium Rekind-Sumitomo Corporation (SC) diumumkan sebagai pemenang lelang pada pertengahan 2013.

“Dalam Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang-5, Rekind dipercaya sebagai consortium-leader  dengan Sumitomo Corporation sebagai consortium-member. Skema ini merupakan pertama kalinya di Indonesia, dimana pembangunan PLTP dipimpin oleh perusahaan nasional,” jelas Direktur Utama Rekind Yanuar Budinorman dalam pernyataannya, Senin (19/11/2018).

Proyek PLTP  Kamojang-5 merupakan salah satu dari program pemerintah untuk percepatan pembangunan energi terutama dalam bidang energi baru-terbarukan. Koordinasinya langsung di bawah Kementrian ESDM Dirjen Energi Baru-Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE). 

Proyek ini bertujuan untuk meningkatkan peran panas bumi sebagai ketahanan energi nasional. Proyek yang berada satu lokasi dengan PLTP Kamojang-4 ini menerapkan metode teknologi instalasi gantry crane dan metode sliding untuk pemasangan peralatan utama kategori heavy lift, karena harus dipasang di dalam power house building yang sudah diselesaikan sesuai jadwal.

Adapun untuk tahap pengujian pipa uap Fluid Collection and Reinjection System (FCRS), dipilih menggunakan metode Initial Service Test (IST), sebagai alternatif Hydraulic Test pada jalur pipa FCRS agar menekan biaya dan waktu. Melalui metode IST tahap pengujian pipa bisa diselesaikan dalam jangka waktu 1 hari.

Ini lebih cepat  dibandingkan dengan menggunakan metode Hydraulic Test yang bisa memakan waktu 1 bulan.

“Karena itu, proyek ini mampu diselesaikan satu bulan lebih awal dari kontrak yang ditentukan," sebut Yanuar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com