Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahun 2025, Nilai Ekonomi Digital Indonesia 100 Miliar Dollar AS

Kompas.com - 19/11/2018, 14:22 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber Reuters

SINGAPURA, KOMPAS.com - Ekonomi digital Asia Tenggara diprediksi menyentuh nilai 240 miliar dollar AS pada tahun 2025 mendatang. Hal ini berdasarkan studi yang dilakukan oleh Google dan Temasek Holdings.

Angka tersebut seperlima lebih tinggi dibandingkan estimasi sebelumnya. Ini sejalan dengan lebih banyak konsumen yang menggunakan ponsel pintar mereka untuk belanja secara online.

Dikutip dari Reuters, Senin (19/11/2018), nilai ekonomi digital Indonesia pada tahun 2025 akan mencapai 100 miliar dollar AS. Ini setara dengan 4 dollar AS dari 10 dollar AS transaksi ekonomi digital di kawasan Asia Tenggara.

Baca juga: Optimisme Ekonomi Digital Indonesia

Google dan Temasek mengestimasikan gross merchandise value (GMV) atau omzet penjualan dari ekonomi digital Asia Tenggara telah mencapai 72 miliar dollar AS pada tahun 2018. Angka tersebut melonjak 37 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

GMV e-commerce di kawasan Asia Tenggara diprediksi menembus 23 miliar dollar AS pada tahun 2018. Angka tersebut diproyeksi naik lebih dari empat kali lipat menjadi 100 miliar dollar AS pada tahun 2025, didorong peningkatan keyakinan konsumen.

Studi tersebut mengemukakan bahwa perusahaan-perusahaan e-commerce, yakni Shopee dan Tokopedia, membantu mengembangkan ekonomi digital dan GMV di kawasan.

Adapun GMV perusahaan teknologi aplikasi transportasi di kawasan Asia Tenggara, termasuk layanan pengiriman makanan secara online, telah mencapai 7,7 miliar dollar AS pada tahun 2018.

Baca juga: Telkom Akan Beli Saham Go-Jek?

"Didukung oleh ambisi Go-Jek dan Grab untuk menjadi aplikasi sehari-hari Asia Teggara, kami memproyeksikan (nilai transaksi) aplikasi transportasi hampir 30 miliar dollar AS pada tahun 2025," tulis Google dan Temasek dalam studinya.

Google dan Temasek merupakan investor Go-Jek. Sementara itu, Vertex Ventures, perusahaan modal ventura yang didukung Temasek, menjadi investor Grab.

Studi tersebut pertama kali dipublikasikan pada tahun 2016. Studi itu mencakup aplikasi layanan transportasi, e-commerce, perjalanan online, dan media online.

Laporan teranyar yang dirilis hari ini menambahkan sektor-sektor baru, seperti layanan pengiriman makanan, langganan musik, hingga layanan video sesuai permintaan.

Studi dilakukan di enam ekonomi terbesar Asia Tenggara, yakni Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.

Baca juga: INFOGRAFIK: 10 Perusahaan yang Paling Memengaruhi Ekonomi Digital

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com