Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertemuan BPOM-OKI Bisa Dongkrak Ekspor Vaksin Indonesia

Kompas.com - 22/11/2018, 13:36 WIB
Putri Syifa Nurfadilah,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Forum pertemuan antara Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI dengan Kepala Otoritas Regulatori Obat (National Medicine Regulatry Authorities/NMRAs) dari negara-negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI) diprediksi dapat meningkatkan kinerja perdagangan Indonesia, khususnya ekspor vaksin Indonesia sebagai salah satu komoditas nonmigas yang prospektif.

Menurut pengamat ekonomi makro yang juga Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal, meski sumbangan ekspor vaksin memang relatif kecil terhadap total ekspor nonmigas, namun pertemuan BPOM-OKI kemarin berpotensi untuk menghasilkan peningkatan kinerja yang lebih besar lagi.

"Selama ini pasar negara-negara mayoritas muslim seperti Timur Tengah memang kurang menjadi perhatian Indonesia. Dengan adanya forum ini, ekspor yang menyasar negara-negara potensial non tradisional bisa mendapat lebih banyak perhatian. Dan ini memang sudah seharusnya dilakukan," tutur Faisal dalam keterangan pers, Kamis (22/11/2018).

Faisal menambahkan, industri vaksin masih punya peluang untuk memperbesar kontribusi ekspor nonmigas dengan meningkatkan produk-produknya secara konsisten.

Baca juga: Bio Farma Ekspor Vaksin ke India, Pakistan, Turki, dan Honduras

"Dengan memperkuat research and development yang fokus untuk memunculkan inovasi-inovasi produk vaksin, saya pikir kontribusi sektor ini bisa lebih besar. Apalagi jika disertai dengan riset pendahuluan terhadap kebutuhan dan preferensi masing-masing pasar ekspor yang tentunya berbeda antara satu negara dengan negara lain,” sebutnya.

Pengamat komunikasi politik dari Universitas Islam Bandung Muhammad Fuady juga mengungkapkan, isu pembangunan dan kesehatan adalah masalah riil yang dihadapi OKI, khususnya 21 negara anggota yang terkategori miskin.

"Sebagai salah satu negara yang memiliki kemampuan dalam produksi obat dan vaksin, Indonesia dapat mendorong kerja sama yang memperkuat kemandirian OKI. Sekaligus peluang Indonesia untuk meningkatkan kinerja ekspornya di bidang farmasi, apalagi jika ingin bersaing dengan Eropa," ucap dia.

Dalam hal ini, tambah Faud, Indonesia bisa mengambil peran dengan mendorong kampanye isu kesehatan di negara-negara OKI. Dengan mengambil isu kesehatan, reputasi Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia yang memiliki terobosan dalam industri obat dan vaksin semakin kuat.

"Apalagi isu vaksin halal merupakan isu yang seksi di negara-negara OKI," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com