Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPS: Data Statistik Sektoral Belum Konsisten

Kompas.com - 26/11/2018, 15:31 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, seringkali dijumpai data yang dihimpun BPS berbeda dengan hasil statistik sektoral di daerah.

Statistik sektoral, kata dia, dihimpun oleh pemerintah daerah (pemda), institusi, maupun dinas setempat. Sementara data yang dikelola BPS merupakan statistik dasar.

Menurut Suhariyanto, bisa jadi inkonsistensi data tersebut disebabkan bedanya metodologi yang digunakan.

"Datanya belym konsisten karena adanya perbedaan konsep dan metodologi. Jika diproses berbeda, maka akan beda hasilnya," ujar Suhariyanto di Jakarta, Senin (26/11/2018).

Suhariyanto mengatakan, mekanisme pengumpulan data statistik sektoral menggunakan metode yang tidak baku. Sementara BPS mengacu pada konsep definisi internasional yang diakui Persatuan Bangsa-bangsa (PBB).

Baca juga: BPS: Revolusi Industri 4.0, Indonesia Butuh Sistem Satu Data

Misal, kata dia, soal data jumlah guru di Yogyakarta pada 2015-2016. Data yang diolah pemda dan yang dihimpun oleh pusat terdapat perbedaan cukup signifikan, hingga sekira 900.

Kemungkinan penyebab lain inkonsistensi data tersebut adalah jangka waktu pengambilan datanya.

"Ini menunjukkan masih ada ketidakkonsistenan di nasional dan daerah. Ini perlu jadi perhatan semua karena perbedaan kecil pun bisa menjadi masalah dalam pengambilan kebijakan," kata Suhariyanto.

Selain itu, Suhariyanto menduga tenaga statistik di daerah memiliki keterbatasan, baik dari segi jumlah maupun pengetahuan. Ke depannya, BPS akan memberi panduan dan pelatihan untuk tenaga statistik di daerah agar memiliki pemahaman yang seragam.

Baca juga: Ini Tantangan BI Sediakan Data Statistik yang Berkualitas

Selain itu, BPS akan mengerahkan lulusan Sekolah Ilmu Statistik (STIS) ke Pemda maupun dinas di daerah-daerah untuk membantu pengumpulan data dan merumuskannya dalam penelitian.

Yang terpenting adalah adanya suatu sistem yang merangkum data-data dari pusat hingga daerah. BPS telah membuat suatu sistem bernama Sistem Data Statistik Terintegrasi (Simdasi) sebagai landasan untuk meningkatkan validitas data dan kualitas pembangunan.

"Juga meningkatkan integritas data di mana satu data dapat dipakai satu sistem yang terintegrasi," jelas Suhariyanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com