Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Jarak Antarkursi Pesawat Maskapai LCC Lebih Sempit?

Kompas.com - 27/11/2018, 06:39 WIB
Yoga Sukmana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Pernah merasa jarak kursi di kabin pesawat maskapai A lebih sempit dibandingkan maskapai B? Padahal, pesawat yang digunakan merupakan jenis yang sama.

Bila Anda merasakan itu, mungkin Anda sedang berada di pesawat maskapai bertarif murah atau low cost carrier (LCC).

"Dalam satu pesawat dibuat all ekonomi sehingga jumlah penumpang yang diangkut itu lebih banyak," ujar pengamat penerbangan Alvin Lee kepada Kompas.com, Jakarta, Senin (26/11/2018).

"Kalau diperhatikan, jarak antarkursi depan dan belakangnya itu lebih sempit sehingga ini lebih memaksimalkan muatannya," sambung dia.

Baca juga: Cara Maskapai Penerbangan Murah agar Tetap Meraup Untung

Alvin Lee mengatakan, bagi maskapai LCC, jarak kursi yang dipersempit merupakan salah satu strategi perusahaan meraup untung.

Sebab, dengan jarak kursi dipersempit, pesawat bisa menampung lebih banyak penumpang.

Bagi maskapai LCC, volume penumpang merupakan hal yang penting lantaran akan sangat berpengaruh kepada pemasukan maskapai.

Sebaliknya, bila ada kursi kosong, maskapai bisa merugi. Oleh karena itu, mengoptimalkan utilitas pesawat menjadi salah satu strategi yang digunakan maskapai LCC.

Sebenarya, strategi pengoptimalan unitilitas ini tak hanya mempersempit jarak kursi penumpang, tetapi juga bisa berupa memaksimalkan bagasi.

"Tempat bagasi sekaligus dimanfaatkan mengangkut kargo itu ada tambahan penghasilan dari sana," kata Alvin.

Selain itu, strategi lainnya yakni sebisa mungkin pesawat diterbangkan di atas 15 jam dalam sehari, atau 8-10 penerbangan dalam sehari.

Untuk mamaksimalkan operasional pesawat, maskapai LCC juga mempercepat waktu jeda antara satu penerbangan dan penerbangan lain.

Atau waktu menurunkan penumpang dan waktu angkut penumpang yang hanya dibuat 30-35 menit.

Hal ini bukan tak berisiko. Menurut Alvin, bila satu jadwal penerbangan delay, jadwal penerbangan lainnya bisa ikut delay. Inilah yang membuat penerbangan maskapai LCC memiliki potensi delay.

"Umpamanya pesawat yang berangkat pagi mengalami delay karena cuaca atau karena kepadatan trafik, ini akan menyodok penerbangan-penerbangan sampai malam hari," kata dia.

Meski pengoptimalan dilakukan, Alvin memastikan, tak ada toleransi kepada aspek keselamatan penerbangan. Menurut dia, standar keselamatan antara maskapai LCC, full service, dan premium service semuanya sama.

Artinya bila pesawat dinyatakan tak layak terbang karena tak memenuhi standar, pesawat tersebut tetap tidak boleh terbang tanpa melihat LCC, full service, atau premium service sekalipun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com