Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bos BCA Waspadai Likuiditas Perbankan yang Kian Ketat

Kompas.com - 28/11/2018, 05:48 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Direktur PT Bank Central Asia (Tbk) (BCA) meminta industri untuk mewaspadai likuiditas perbankan yang kian ketat. Pasalnya saat ini rasio pembiayaan terhadap pendanaan (Loan to Funding Ratio/LFR) di industri perbankan secara keseluruhan telah mencapai 94 persen.

"Pasar sudah 94 persen (LFR). Nah, kalau DPK (Dana Pihak Ketiga) tahu depan cuma (tumbuh) 8 persen, (pertumbuhan) kreditnya 12 persen, LFRnya makin besar lagi ini rada harus diwaspadai," ujar Jahja ketika ditemui di sela Pertemuan Tahunan Bank Indonesia di kawasan Jakarta Convention Centre (JCC), Selasa (27/11/2018).

Jahja membeberkan, saat ini posisi LFR BCA berada pada level 82 persen. Sementara hingga akhir tahun, LFR BCA diperkirakan sebesar 85 persen.

Seiring dengan tren kenaikan suku bunga, Jahja mencatatkan pertumbuhan kredit BCA masih mampu melampaui target hingga akhir tahun 2018 yang berada pada kisaran 8-9 persen. Hingga September 2018 lalu, BCA mencatatkan pertumbuhan kredit hingga 17 persen. Meskipun hingga akhir tahun nanti, pertumbuhan kredit tersebut akan sedikit melambat.

"Tapi kita tidak berharap sedemikian besar, sampai Desember mungkin 14 persen," ujar Jahja.

Kredit korporasi, sebut Jahja, masih menjadi penyumbang terbesar pertumbuhan kredit perseroan. Sebab, kredit konsumer sedikit tertekan seiring dengan meningkatnya bunga kredit.

"Kredit konsumen, kalau KPR, KKB itu pengaruh, bunga naik langsung permintaan menurun, tapi kalau kredit untuk modal kerja, investasi, orang melihat prospek pasar," jelas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com