Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Kunci Agar Bisnis Tetap Tumbuh Signifikan di Tahun Politik

Kompas.com - 29/11/2018, 15:51 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tahun politik kerap menjadi momok di kalangan bisnis. Sejumlah pelaku usaha khawatir jika panasnya iklim politik akan berpengaruh terhadap pasar sehingga menimbulkan ketidakpastian.

Namun, sebenarnya banyak cara yang bisa dilakukan untuk menekan dampak tahun politik terhadap pasar. Founder dan chairman MarkPlus Inc Hermawan Kartajaya mengatakan, para pelaku bisnis cenderung menunggu ekspansi bisnis hingga pesta politik memberikan hasil.

"Para pelaku bisnis cenderung wait and see, menunggu kepastian politik untuk melanjutkan bisnis," ujar Hermawan di Jakarta, Kamis (29/11/2018).

Hermawan mengatakan, pelaku bisnis biasanya menunggu hingga paruh tahun kedua hingga untuk mendapat kepastian pemerintah tahun depan. Namun, menurut dia, justru di paruh pertama itu kesempatan bisnis akan datang.

Baca juga: Tahun Politik Diprediksi Tak Berdampak Besar pada Pasar Modal

Sehingga itu waktu yang tepat untuk merencanakan strategi menghadapi paruh kedua dengan lebih matang. Sementara di paruh kedua menjadi momentum untuk mengambil aksi dan tancap gas agar pertumbuhan terpacu.

Hermawan menyebutkan, setidaknya ada tiga hal yang menjadi kunci memacu pertumbuhan bisnis di tahun politik.

"Tiga kunci itu adalah scenario marketing, millenial branding, dan digital selling," kata Hermawan.

Yang dimaksud dengan scenario marketing adalah perencanaan yang matang, cermat, dan tepat disertai strategi yang bisa direalisasikan. Menurut Hermawan, skenario strategi diperlukan karena situasi di tahun politik menimbulkan ketidakpastian.

Kedua, millenial branding. Pebisnis dituntut lebih banyak memasarkan produk ke milenial yang menjadi pasar terbesar saat ini.

Pendekatan yang dilakukan juga harus berbeda, harus lebih dari sekadar iklan konvensional. Yang harus dilakukan dengan brand engage dengan generasi milenial.

"Media sosial harus dimaksimalkan," kata Hermawan.

Baca juga: Millenial, Ingat Ini soal Cicilan dan Utang

Hal ini berkaitan dengan kunci terakhir, yakni digital selling. Meski pebisnis punya kekuatan di toko offline, namun tetap harus berjualan secara online.

Selain menghemat biaya penyewaan tempat, penjualan online memudahkan pelanggan menjangkau produk yang dijual.

Ketiga kunci tersebut merupakan bagian dari inovasi yang harus dikembangkan pebisnis di era sekarang. Pertarungan inovasi tersebut menjadi tema besar perhelatan MarkPlus Conference 2019.

Acara yang akan digelar pada 6 Desember 2018 itu mengangkat tema "Political Year: Battle of Growth". Dalam acara tersebut, ribuan pelaku bisnis akan membahas situasi terkini yang menjadi navigasi, pandangan, dan strategi dalam mempersiapkan bisnis di tahun berikutnya.

"MarkPlus Conference tahun ini diharapkan menadi panduan pelaku bisnis dalam menentukan strategi, terutama marketing," kata Hermawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com