Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Dagang, China-AS Setuju Tidak Ada Tarif Tambahan Setelah 1 Januari 2019

Kompas.com - 02/12/2018, 13:08 WIB
Putri Syifa Nurfadilah,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Pembicaraan antara Presiden China Xi Jinping dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah menghasilkan kesepakatan terakit perang dagang antara kedua negara ekonomi terkuat dunia tersebut.

Dikabarkan oleh CNBC, Minggu (2/12/2018) kedua pemimpin ini setuju tidak ada tarif tambahan yang akan dikenakan setelah 1 Januari 2019 mendatang.

"Tidak ada tarif tambahan yang akan dikenakan setelah 1 Januari, dan negosiasi antara kedua pihak akan berlanjut," ujar salah satu media China, belum ada rincian lebih lanjut perihal hal ini.

Ketika hubungan AS dan China dalam sektor perdagangan yang semakin tidak bersahabat, Trump dan Xi Jinping makan malam di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 di Argentina dengan harapan mencapai sebuah kesepakatan.

Kebijakan Trump telah mengancam akan menggandakan lebih dari dua tarif yang telah memukul barang atas impor China senilai 250 miliar dollar AS. Sementara, pemerintahan Xi Jinping juga telah menetapkan tarif yang ditargetkan sebesar 110 miliar dollar AS untuk barang-barang AS.

Kebuntuan ini telah menimbulkan ketakutan di kalangan investor dan bisnis bahwa ekonomi global dapat terseret oleh perselisihan antara dua negara ini.

Pertemuan KTT G-20 di Buenos Aires, Argentina telah menumbuhkan harapan bahwa konflik perdagangan yang meningkat setidaknya dapat ditunda sementara waktu sembari menunggu negosiasi yang lebih mendalam.

Trump, yang menjadikan kebijakan perdagangan AS sebagai papan utama kebijakan politiknya sebagai kandidat presiden pada tahun 2016 ingin mengatasi keluhan spesifik dengan praktik perdagangan China, terutama dugaan pencurian kekayaan intelektual AS.

Trump di pertemuan G-20 menyebut sebagai "sukses besar" dalam tweetnya Sabtu (1/12/2018) waktu setempat. Namun, dia menunda konferensi pers, yang dijadwalkan untuk mengikuti pertemuan puncak, hingga setelah pemakaman mantan Presiden George H.W. Bush yang meninggal pada hari Jumat lalu.

Makan malam diikuti dengan para pemimpin dunia lainnya pada pertemuan diplomatik. Dalam deklarasi bersama, kelompok negara mengatakan sistem perdagangan multilateral saat ini "gagal mencapai tujuan dan ada ruang untuk perbaikan," dan mendukung reformasi untuk Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/ WTO).

Hal ini juga menegaskan kembali perlunya untuk terus mengatasi perubahan iklim, sambil mengingatkan bahwa AS "menegaskan kembali keputusannya untuk menarik diri dari Perjanjian Paris, dan menegaskan komitmennya yang kuat untuk pertumbuhan ekonomi dan akses energi dan keamanan, memanfaatkan semua sumber energi dan teknologi, sambil melindungi lingkungan."


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hari Buruh 2024, KSPI: Cabut Omnibus Law Cipta Kerja, Hapus 'OutSourcing'

Hari Buruh 2024, KSPI: Cabut Omnibus Law Cipta Kerja, Hapus "OutSourcing"

Whats New
[POPULER MONEY] Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998 | Cara Menjawab 'Apakah Ada Pertanyaan?' Saat Wawancara Kerja

[POPULER MONEY] Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998 | Cara Menjawab "Apakah Ada Pertanyaan?" Saat Wawancara Kerja

Whats New
Petugas KCIC Kembalikan Barang Penumpang Whoosh yang Tertinggal, Berisi Uang Rp 50 Juta

Petugas KCIC Kembalikan Barang Penumpang Whoosh yang Tertinggal, Berisi Uang Rp 50 Juta

Whats New
AdaKami Buka Kemungkinan Kerja Sama dengan Perbankan jadi 'Lender Institusional'

AdaKami Buka Kemungkinan Kerja Sama dengan Perbankan jadi "Lender Institusional"

Whats New
Investasi Apple di Indonesia Capai Rp 1,6 Triliun, Bahlil: Belum Ada Komunikasi ke Kami

Investasi Apple di Indonesia Capai Rp 1,6 Triliun, Bahlil: Belum Ada Komunikasi ke Kami

Whats New
Cara Isi Saldo GoPay lewat Aplikasi DANA

Cara Isi Saldo GoPay lewat Aplikasi DANA

Spend Smart
Cara Cek Nomor Rekening BSI dengan Mudah

Cara Cek Nomor Rekening BSI dengan Mudah

Spend Smart
Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Spend Smart
Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan 'Tax Holiday'

Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan "Tax Holiday"

Whats New
Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Whats New
Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Whats New
Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Spend Smart
Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com