Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres Jusuf Kalla "Pamer" Green Sukuk di KTT G20

Kompas.com - 03/12/2018, 08:14 WIB
Yoga Sukmana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengungkapan keprihatinan RI atas mekanisme perdagangan karbon yang belum berjalan efektif. Padahal hal itu sangat penting untuk untuk menangani perubahan iklim.

Hal itu disampaikan Kalla saat menyampaikan pidatonya pada KTT G20, di Costa Salguera Center, Buenos Aires, Argentina pada Sabtu (1/12/2018) waktu setempat.

“Indonesia prihatin dengan fakta bahwa mekanisme dan harga carbon trade masih jauh dari harapan yang dapat secara efektif memberikan insentif bagi reforestasi dan konservasi hutan," ujarnya seperti dikutip dari siaran pers Sekretariat Wakil Presiden, Jakarta, Minggu (2/12/2018).

Indonesia tutur dia, tidak main-main dalam mengimplementasikan kebijakan-kebijakan yang pro pembangunan berkelanjutan.

Baca juga: Tertarik Sukuk Negara Tabungan? Begini Cara Membelinya

Salah satunya yakni dengan mengangkat sebuah produk finansial bernama Green Sukuk Indonesia. Sukuk atau surat utang negara tersebut adalah obligasi syariah pertama di dunia.

Penerbitan Green Sukuk adalah upaya inovatif untuk mendorong pembangunan hijau berkelanjutan dan dapat melibatkan berbagai pihak misalnya swasta dan pemerintah.

“Inovasi ini bertujuan untuk mengangkat pendanaan swasta untuk pembangunan hijau dan berkelanjutan," kata Kalla.

"Sekaligus menempatkan perekonomian Indonesia di jalur menuju pembangunan rendah karbon dan tahan perubahan iklim,” sambungnya.

Di akhir pidatonya, Kalla memberikan rekomendasi untuk mengajak negara-negara G20 menguatkan kolaborasi dalam menangani isu-isu, diantaranya isu perubahan iklim.

Beberapa rekomendasi antara lain yakni menegaskan kembali komitmen bersama untuk mewujudkan kemitraan multilateral yang kuat dan nerkomitmen penuh terhadap terwujudnya kesepakatan-kesepakatan internasional termasuk Kesepakatan Paris.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com