Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

OJK: Investor Jangan Hitung-hitungan Keuntungan Produk Syariah

Kompas.com - 05/12/2018, 13:28 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Hoesen mengatakan, sebenarnya banyak potensi bagi produk keuangan syariah bisa berkembang di Indonesia. Hal ini karena mayoritas penduduknya beragama islam.

Oleh karena itu, OJK mendorong keberpihakan terhadap pasar modal dan ekonomi syariah lebih besar sehingga bisa bersaing dengan produk konvensional.

"Bukan terbatas pada produk dan akad, tapi pemahaman bahwa pasar modal syariah ini merupakan tuntutan kebutuhan umat islam di Indonesia," ujar Hoesen di Jakarta, Rabu (5/11/2018).

Sayangnya, pertumbuhan ekonomi syariah cenderung lambat dibandingkan produk konvensional. Kemungkinan hal ini disebabkan karena yield produk syariah tak sebesar instrumen konvensional. Pengetahuan masyarakat mengenai instrumen syariah juga masih minim sehingga merasa lebih aman menggunakan produk konvensional.

"Keberpihakan kita terhadap ekonomi syariah adalah kepada prinsip-prinsip syariahnya, bukan semata-mata mengejar yield atau peruntungan," kata Hoesen.

Hoesen mengatakan, perlu ada perubahan pola pikir investor terhadap produk syariah yang seolah termarjinalkan. Ke depannya, jangan lagi investor terjebak dengan instrumen non syariah karena cara berpikirnya untuk mengejar keuntungan.

Dengan capaian pertumbuhan sukuk, konstituen saham syariah, hingga reksa dana syariah tahun ini, Hoesen optimistis pasar modal syariah mampu berkembang lebih dri sebelumnya.

"Insya Allah ke depan instrumen syariah akan berkembang dan semakin besar. Penggunanya bisa bank, bisa beberapa pihak, bank syariah, misalnya," kata Hoesen. . 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com