Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mudahkan Transaksi, Amartha Optimalkan Proses Tanda Tangan Digital

Kompas.com - 06/12/2018, 16:10 WIB
Murti Ali Lingga,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan penyedian layanan keuangan berbasis teknologi atau fintech kini terus berkembang di Indonesia.

Selain cepat, perusahaan ini juga dituntut memberi kemudahan setiap proses transaksi, termasuk membubuhkan tanda tangan.

Perusahaan fintech Amartha menjalin kerja sama dengan startup Privyid, penyedia layanan tanda tangan digital.

Vice President Amartha, Aria Widyanto mengatakan, pihaknya berusaha memberikan akses dan kemudahan bagi masyarakat untuk mendapat pinjaman. Masyarakat yang dimaksud adalah yang selama ini belum terjangkau oleh perbankan.

Baca juga: Klaim Angkat Perekonomian Ibu-ibu di Pedesaan, Ini Indikator Amartha

"Amartha memang memiliki spesifik market yang berbeda dengan fintech lainnya. Karena kami dari dulu fokus untuk membantu akses keuangan mereka yang unbank (belum miliki rekening bank)," kata Aria di Jakarta, Kamis (6/12/2018).

Aria menjelaskan, selama ini proses pendaftaran dilakukan secara konvensional, baik kelengkapan berkas maupun yang lainnya.

Melalui kerja sama dengan Privyid, proses administrasi akan dilakukan secara digital, berupa tanda tangan digital. Ini diharapkan mempermudah para mitra Amrtha.

"(Kerja sama) kita sudah dalam tahap final untuk bisa rilis dan kita implementasi. Jadi bulan ini kita sudah jalan," katanya.

Baca juga: Trik Amartha agar Nasabah Tepat Waktu Membayar Angsuran

Dia menyebutkan, tantangan yang akan dihadapi penerapan tanda tangan digital ini adalah internet. Sebab, masih ada sejumlah daerah di Indonesia belum terjangkau internet.

"Saat ini akses internet memang masih jadi kendala, kepemilikan handphone masih minim. Kita yakin dua sampai tiga tahun ke depan semua orang sudah punya handpone. Jadi streteginya implementasinya bertahap saja," tambahnya.

Sementara itu, Co-Founder Privyid, Guritno Adi Saputra menambahkan, keputusan yang diambil Amartha memang punya tantangan tersendiri. Karena mereka selama ini menyasar calon peminjam di daerah.

Namun hal ini menjadi nilai tambah buat Amartha karena memberikan kemudahan kepada mitranya.

Baca juga: Begini Cara Amartha Jangkau Peminjam hingga Pelosok Daerah

"Kerja samanya untuk integrasi sistem Privyid dalam sistemnya Amartha. Jadi semua (terhubung) ketika usur mau tanda tangan," kata Adi.

Menurut Adi, meskipun internet jadi tantangan sistem ini, masih ada cara dan alternatif untuk tetap bisa menjalankannya.

Mereka sudah mempelajari dan mengkajinya lebih jauh.

"Tidak semua orang punya smartphone dan terkendala internet. Itu jadi masalah, kamarin kita sudah berdiskusi bagaimana cara orang untuk tanda tangan digital. Salah satunya bisa jadi nanti dengan SMS, USSD (Unstructured Supplementary Service Data)," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Whats New
Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Whats New
Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Whats New
Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Spend Smart
Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Whats New
Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Whats New
Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Whats New
Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Whats New
Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Whats New
Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Whats New
Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Whats New
Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Whats New
Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Whats New
Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com