Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Dagang, Perusahaan di AS Harus Rogoh Kocek Lebih Dalam

Kompas.com - 11/12/2018, 09:10 WIB
Putri Syifa Nurfadilah,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Biaya yang dikeluarkan perusahaan Amerika Serikat meningkat seiring perang dagang antara Amerika Serikat dan China.

Laporan Tariffs Hurt the Heartland, grup perdagangan pro-bebas, dan firma riset The Trade Partnership, menyebut bahwa pada bulan Oktober 2018, perusahaan-perusahaan AS harus merogoh koceknya sebesar 6,2 miliar dollar AS untuk membayar tarif yang dikenakan Presiden AS Donald Trump terhadap barang-barang impor dari China.

Angka tersebut melonjak 104 persen dibandingkan Oktober 2017 yang hanya 3,1 miliar dollar AS. Jumlah itu juga lebih tinggi dibandingkan September 2016 yang mencapai 4,4 miliar dollar AS.

Dikutip dari Business Insider, Selasa (11/12/2018), total pembayaran tarif ini merupakan jumlah pembayaran tarif bulanan terbesar dalam sejarah AS. Dilihat secara year-on-year (yoy) meningkat 104 persen.

Baca juga: Apple Kalah Sengketa, Sejumlah Seri iPhone Terlarang Dijual di China

Untuk harga tarif baja, alumunium dan barang-barang China senilai hampi 250 miliar dollar AS misalnya, di mana baja naik menjadi 446 juta dollar AS dan tarif untuk alumunium juga naik menjadi 134 juta dollar AS. Sehingga bulan Oktober kemarin, perusahan di AS mengeluarkan 3,1 miliar dollar AS hanya untuk mengimpor logam.

Bulan Oktober juga menandai bulan pertama tarif 10 persen Trump pada barang-barang China senilai 200 miliar dollar AS mulai berlaku, menambah tarif 25 persen pada barang-barang Cina senilai 50 miliar dollar AS yang dikenakan kembali pada bulan Juli. Babak baru ini menyebabkan lonjakan yang ditandai dalam pengumpulan tarif atas barang-barang tersebut.

Singkatnya, perusahaan-perusahaan AS akan membayar 7,4 miliar dollar AS lebih dalam tarif sebagai akibat dari perang dagang Trump sejak tarif pertama diberlakukan pada bulan Mei dan jumlahnya terus meningkat.

Di sisi lain, Trump mengklaim banyak miliaran dollar AS mengalir masuk ke pundi-pundi Departemen Keuangan AS. Hal itu diungkapkan Trum dalam tweet di akun pribadinya.

“Kami sekarang mengambil miliaran dollar AS dalam Tarif. BUAT AMERIKA KAYA LAGI," ujar Trump.

Namun, sebagian besar ekonom memperingatkan bahwa biaya ini sebagian besar ditanggung oleh perusahaan-perusahaan publik di AS. Pada gilirannya, semakin banyak perusahaan melaporkan penundaan dalam investasi, lambatnya perekrutan, dan bahkan pemotongan biaya seperti pemecatan karyawan, jika kenaikan biaya terus berlanjut, harga barang untuk konsumen juga bisa mulai naik.

Jika itu terjadi, atau jika Trump harus melalui ancaman untuk menempatkan tarif pada mobil impor atau barang-barang China lainnya, biaya akhirnya bisa menjadi hambatan pada pertumbuhan PDB AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Whats New
Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan jadi 6,25 Persen

Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan jadi 6,25 Persen

Whats New
Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Earn Smart
Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Earn Smart
Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang Jika Mau Maju

Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang Jika Mau Maju

Whats New
United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

Whats New
Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Whats New
Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Whats New
KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Earn Smart
Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Whats New
Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Whats New
Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Whats New
Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Whats New
Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com