Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Batu Bara untuk Kebutuhan Dalam Negeri Dipandang Masih Mahal

Kompas.com - 12/12/2018, 14:13 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Centre for Indonesian Resources Strategic Studies (Ciruss) Budi Santoso memandang harga jual batu bara untuk kebutuhan dalam negeri masih mahal. Padahal, Indonesia merupakan salah satu produsen batu bara terbesar di dunia.

Menurut dia, seharusnya harga jual batu bara untuk kebutuhan dalam negeri bisa lebih murah dibandingkan harga jual ke luar negberi. Ini demi kedaulatan energi di Indonesia untuk menyediakan energi murah guna mendorong industri.

"Harusnya pemerintah punya policy sendiri, harusnya lebih murah. Seperti di Rusia, negara-negara Arab, harga minyak dalam negeri mereka ya mereka seenaknya saja, bagaimana rakyatnya mampu. Karena yang dilihat adalah bagaimana energi bisa murah," kata Budi dalam pernyataannya dalam sebuah diskusi, Selasa (11/12/2018).

Sebagai contoh, ia menyebutkan, China sebagai produsen batu bara terbesar di dunia tidak pernah mengambil keuntungan terhadap kegiatan tambangnya.

"Bahkan ada beberapa tambang batu bara yang underground malah disubsidi, karena mereka memilih untuk mensubsidi tambang yang ada di bawah tanah dibanding mendatangkan batu bara dari pesisir," ungkap Budi.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan Harga Batu bara Acuan (HBA) sebesar 92,51 dollar AS per ton untuk Desember. Harga tersebut terendah sepanjang 2018.

Hal senada disampaikan Direktur Eksekutif Center for Energy and Resourches Indonesia (CERI) Yusri Usman yang menyoroti keputusan pemerintah terkait dengan keputusan pemerintah dalam revisi keenam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 23/2010. Ia menilai pemerintah harus mewaspadai beberapa kepentingan eksternal yang mempengaruhi keputusan tersebut.

“Bahwa revisi PP ini menjadi penting untuk energi, jadi kesimpulannya pemerintah harus mewaspadai dan jangan ke kecoh dengan beberapa kepentingan luar," sebut Yusri.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com