Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tergempur Produk Asing, Bagaimana Nasib Produk Lokal?

Kompas.com - 16/12/2018, 06:13 WIB
Putri Syifa Nurfadilah,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Masuknya produk asing ke Indonesia tidak dapat dipungkiri lagi. ini membuat produk-produk lokal bisa kalah saing jika tidak mampu bertahan dengan gempuran zaman dan tidak berinovasi.

Namun, satu sisi, kini masyarakat Indonesia pun mulai mengenal dan mencintai kembali keestetikan produk-produk lokal. Mulai dari ciri khas, keunikan hingga nilai-nilai budaya luhur yang bisa diambil dari produk tersebut.

Diungkapkan oleh Oi dari Swara Gembira yang menyebut bahwa masyarakat Indonesia saat ini memang tengah ada dalam masa renaissance alias kembali menggemari hal-hal yang memang identitas asli Indonesia, terutama seni dan budayanya.

“Kita lima tahun ini adalah renaissance, kita kembali ke lokal dan ke budaya. Swara Gembira sendiri punya cita-cita ingin menjadikan Indonesia sebagai mercusuar dunia, tidak hanya Hollywood, Korea, Jepang, dan lain-lain,” ujar Oi di Jakarta Pusat, Sabtu (15/12/2018).

Baca juga: Ada Diskon Tambahan untuk Produk Lokal di Harbolnas

Oi menambahkan, bagaimana bisa Indonesia mencapai dan terkenal di dunia internasional kalau tidak “mencangkul” gaya lokalnya.

Tak beda jauh dengan Oi, Dade Akbar dari Warteg Gourmet menyebut bahwa kini sebenarnya anak muda tertarik dengan berbagai hal yang berbau Indonesia. Oleh karenanya, ia menjadi medium instagram sebagai kanvas seni untuk mengubah tampilan kesederhanaan masakan “warteg” terlihat pangling.

“Saya ingin bikin gimana sih caranya bahwa makanan (warteg) ini potensinya gede. Dari situlah bergulir untuk meng-expose makanan ini terlihat pangling. Dengan branding yang baru,” jelas Ahmad pada kesempatan yang sama.

Kemudian, Nadia dari Populo Batik pun senada. Ada kebanggaan tersendiri bahwa masyarakat Indonesia kini tidak hanya menjadikan batik sebagai pilihan fesyen untuk acara-acara tertentu saja, tetapi untuk penampilan sehari-hari.

“Sekarang sudah banyak yang pakai batik untuk daily look, kita bikin batik dengan desain yang memang kekinian agar masuk ke semua generasi,” ujar Nadia.

Baca juga: Deretan Produk Lokal yang Diendorse Jokowi

Menurut Nadia, ada beberapa hal yang menjadikan bagaimana produk lokal ini untuk bisa dinikmati oleh kaum millenial khususnya.

“Kita harus melebarkan market, kita harus bikin sesuatu yang inovatif, dengan mencipatakan berbagai model. Terus berinovasi,” tambah Nadia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Earn Smart
Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Whats New
Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com