Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dana Asing Kabur dari Pasar Modal, Apa Penyebabnya?

Kompas.com - 17/12/2018, 08:11 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com — Arus dana asing masih akan keluar dan masuk pasar saham Indonesia dengan cukup deras. Gelagatnya sudah terlihat sejak beberpa waktu terakhir ini.

Pekan lalu, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan aksi jual saham oleh asing cukup besar. Tercatat jual bersih (nett sell) asing pada periode perdagangan sepekan lalu mencapai Rp 2,31 triliun.

Sementara di pasar reguler masih didominasi aksi jual oleh asing sebanyak Rp 1,65 triliun. Di pasar negosiasi dan pasar tunai aksi jual asing hanya sebesar Rp 653,33 miliar.

Beberapa faktor jadi penyebab, misalnya, fund manager yang mulai berbenah.

Baca juga: Kekayaan Migas Nasional Dikuasai Asing, Benarkah?

Managing Director Head of Equity Capital Market Samuel International Harry Su mengatakan, beberapa fund manager sedang berbenah sebelum menutup buku akhir tahun 2018. Lebih lanjut menurut dia, peluang investasi saham masuk ada di 2019, investor bisa melihat saham yang lebih rendah risiko dan likuiditas yang cukup tinggi.

“Ini sebagai mekanisme pertahanan terhadap peningkatan volatilitas di pasar. Sektor konsumer bisa jadi pilihan,” ujar Harry seperti dilansir Kontan.co.id, Senin (16/12/2018).

Menurut dia, arus asing untuk keluar ataupun masuk ini masih akan terjadi cukup deras hingga April 2019.

Jika melihat data RTI pada penutupan perdagangan akhir pekan kemarin, tercatat 5 saham yang paling banyak ditinggalkan asing yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan PT Adaro Energy Tbk (ADRO).

Sementara itu, Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan, beberapa sentimen memengaruhi pergerakan asing menjadi cukup dinamis, terutama dari sentimen global. Rilis data global menunjukan perlambatan, akibat dari perang dagang hingga permasalahan di Eropa.

“Pelemahan rupiah juga jadi faktor,” ujar Reza.

Tercatat bedasarkan data RTI, rupiah kembali melemah tipis 0,74 persen ke level Rp 14.607 per dollar Amerika Serikat.  

Pada kondisi ini, dia merekomendasikan untuk melihat saham yang masih diincar asing dari nett buy asing. Adapun beberapa saham yang direkomendasi Reza antara lain BBNI, UNVR, UNTR, HOKI, dan WSKT.

Untuk BBNI pihaknya merekomendasi maintain buy selama dapat bertahan di atas level Rp 8.500 per saham. Support di level Rp 8.425 hingga Rp 8.500 per saham. Resistance di level Rp 8.825 hingga Rp 8.900 per saham.

Adapun untuk WSKT bisa melakukan trading buy selama dapat bertahan di atas level Rp 1.825 per saham. Support di level Rp 1.815 hingga Rp 1.825 per saham. Resistance di level Rp 1.860 hingga Rp 1.910 per saham. (Yoliawan H)

Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Arus dana asing masih deras hingga April 2019

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com