Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Tren Pembayaran Belanja Daring di Tahun 2019?

Kompas.com - 21/12/2018, 12:48 WIB
Putri Syifa Nurfadilah,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - E-commerce menjadi topik hangat yang tidak henti dibicarakan masyarakat Indonesia sepanjang tahun 2018.

Topik ini menjadi ingar-bingar karena berbagai hal, mulai dari maraknya festival belanja online, kedatangan Jack Ma ke Indonesia yang dianggap sebagai salah satu sosok paling berpengaruh di ranah e-commerce dunia, hingga potensi menjanjikan sejumlah pemain e-commerce lokal berlabel Unicorn.

Menurut laporan Google-Temasek, akselerasi pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia merupakan yang terdepan di Asia Tenggara. Ada perputaran uang sebesar 27 miliar dollar AS dari aktivitas ekonomi digital di Indonesia sepanjang tahun 2018.

Tahun 2018 sendiri sejauh ini menjadi periode terbaik untuk berbelanja online. Para pemain e-commerce berlomba-lomba memanjakan pelanggan dengan beragam festival belanja yang diklaim penuh diskon dan cashback.

Baca juga: Pembayaran E-commerce Naik, Transaksi Kartu Kredit Bisa Tumbuh 5 Persen di 2019

"Sedikitnya, ada enam agenda festival belanja online digelar di Indonesia sepanjang tahun ini. Agenda jualan semacam ini dipercaya mampu menarik jumlah transaksi yang masif. Contohnya, Hari Belanja Online Nasionan (Harbolnas) yang baru berlalu mampu mencatatkan transaksi hingga Rp 6,8 triliun hanya dalam dua hari gelarannya," ujar laporan riset iPrice kepada Kompas.com, Jumat (21/12/2018).

Ditemui saat paparan hasil Harbolnas, Rabu (19/12/2018), Ketua Harbolnas Indra Yonathan menyebut bahwa tahun depan, akan lebih banyak pemain yang semakin agresif untuk menggaet pelanggan untuk berbelanja daring dengan berbagai fitur yang disajikan oleh masing-masing platform.

"Banyak sekali campaign shake-shake, kenapa ada? Itu adalah salah satu cara e-commerce agar pelanggannya pakai ponsel kalau belanja. Kedua, itu adalah salah satu campaign untuk membuat euforia belanja. Mereka ingin mendorong orang untuk menggunakan ponsel untuk berbelanja," ujar Indra saat paparan Harbolnas 2018.

Baca juga: Gelaran Harbolnas 2018 Catatkan Total Transaksi Rp 6,8 Triliun

Ketiga, ia menyebut yakni e-wallet adalah sesuatu hal yang tidak dapat dipungkiri akan makin banyak digunakan untuk kanal pembayaran e-commerce.

"Menurut industri sendiri sesuatu yang tidak bisa dipungkiri ke depan dan menjadi tantangan untuk pemain-pemain yang sudah lebih established karena akan banyak fintech yang bermunculan. Dengan adanya fintech digabung dengan e-commerce bisa mencicil tanpa kartu kredit, ini push orang belanja lagi," jelas Indra.

Indra juga menjelaskan, dengan adanya banyak kanal pembayaran baru ke depan, nantinya pelanggan akan bisa memilih mana yang pas dan lebih mudah digunakan.

"Semua pemain e-commerce berpikir bagaimana memberi kenyamana lebih ke konsumen. Contohnya, sekarang pembayaran lewat minimart juga mulai berkembang, kenapa? Karena orang lebih mudah menemukan minimar daripada ATM bank yang dia punya," jelasnya.

"Ini poin-poin yang akan terjadi dan lebih agresif di tahun 2019," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com