Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Per November 2018, Pendapatan Garuda Indonesia Tumbuh 13,4 Persen

Kompas.com - 21/12/2018, 12:57 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk terus menunjukkan perbaikan dari sisi kondisi keuangan. Per November 2018, pendapatan maskapai tersebut tumbuh 13,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Pada November 2017, pendapatan operasional Garuda Indonesia sebesar 205 juta dollar AS, kemudian meningkat menjadi 232,4 juta dollar AS.

Sementara pendapatan pada Oktober 2018 juga tumbuh 4 persen, dari 201,3 juta dollar AS pada Oktober 2017 menjadi 209,3 juta dollar AS di periode tahun ini. Namun, jika dibandingkan secara year to date, pertumbuhan pendapatan Garuda Indonesia minus 1 persen dibandingkan tahun lalu.

Direktur Utama Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra mengatakan, peningkatan pendapatan terjadi karena adanya kenaikan tarif tiket pesawat.

"Dari pendapatan meningkat karena adanya penyesuaian tarif. Penyesuaian harga kita tidak pernah melewati tarif batas atas dan bawah," ujar pria yang akrab disapa Ari itu dalam paparan kinerja Garuda Indonesia di Jakarta, Jumat (21/12/2018).

Baca juga: Lagi, Garuda Indonesia Menjadi Maskapai Paling Tepat Waktu di Asia Pasifik

Ari mengatakan, selama ini tarif Garuda Indonesia tergolong terjangkau dengan pelayanan kelas dunia. Namun, maskapai tak bisa mempertahankan tarif tersebut karena faktor eksternal seperti kenaikan harga bahan bakar dan depresiasi rupiah sehingga harganya harus disesuaikan.

Tarif rata-rata per November 2018 tumbuh 11,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni 103,1 dollar AS menjadi 115,2 dollar AS.

Jumlah penumpang per November 2018 tak mengalami peningkatan signifikan, hanya tumbuh 0,3 persen di kisaran 1,99 juta penumpang.

Kinerja kargo Garuda Indonesia juga mengalami peningkatan cukup signifikan. Pada Oktober 2018, pendapatan dari kargo tumbuh 28,1 persen dari 19,2 juta dollar AS pada tahun 2017 menjadi 24,6 juta dollar AS pada Oktober tahun ini.

Sementara pada November 2018, pendapatan dari kargo tumbuh 4,6 persen dari 21,6 juta dollar AS menjadi 22,6 juta dollar AS. Hal ini juga disebabkan adanya penyesuaian tarif untuk kargo.

Terlihat dari jumlah kargo yang tumbuh negatif 0,2 secara year to date, dari 338.100 ton per November 2017 menjadi 337.400 ton per November 2018.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com