Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tsunami Banten, 7 dari 256 Peserta "Family Gathering" PLN Meninggal Dunia

Kompas.com - 23/12/2018, 10:05 WIB
Yoga Sukmana,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 256 peserta family gathering Perusahaan Listrik Negara (PLN) UIP Jawa Bagian Barat, pegawai dan keluarganya, turut menjadi korban gelombang tsunami yang menerjang kawasan pantai Tanjung Lesung, Sabtu (22/12/2018) malam.

EVP Corporate Communications dan CSR PT PLN (Persero) I Made Suprateka mengatakan, dari 256 orang tersebut, sebanyak 7 orang meninggal dunia, dan beberapa mengalami luka-luka.

"Korban meninggal dunia yang sudah ditemukan 7 orang itu ada bapak, ibu dan anak. Jadi ada orang dewasa dan anak-anak karena family gathering," ujarnya kepada Kompas.com, Jakarta, Minggu (23/12/2018).

Baca juga: Kronologi Tsunami di Banten versi BMKG

"Beberapa yang luka-luka di bawa ke rumah sakit terdekat dan ke Cinere," lanjutnya.

Sebelumnya BMKG menyatakan bahwa gelombang tinggi yang menerjang pantai di sekitar Selat Sunda adalah tsunami.

Hasil pengamatan menunjukkan tinggi gelombang masing-masing 0.9 meter di Serang pada pukul 21.27 WIB, 0,35 meter di Banten pada pukul 21.33 WIB, 0,36 meter di Kota Agung pada pukul 21.35 WIB, dan 0,28 meter pada pukul 21.53 WIB di Pelabuhan Panjang.

Baca juga: Hilang Saat Tsunami Banten, Istri Ifan Seventeen Belum Ditemukan

Meski menyatakan tsunami, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rachmat Triyono menyatakan bahwa sebenarnya tidak ada aktivitas seismik di sekitar lokasi gelombang tinggi.

Tsunami kemungkinan disebabkan longsor bawah laut akibat erupsi Gunung Anak Krakatau dan gelombang pasang akibat bulan purnama.

Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan, dampak tsunami yang menerjang wilayah pantai di kawasan Selat Sunda terus bertambah.

Baca juga: Sambil Menangis, Ifan Seventeen Kabarkan Gitaris dan Drummer-nya Hilang Saat Tsunami Banten

"Data sementara hingga Minggu (23/12/2018) pukul 04.30 WIB tercatat 20 orang meninggal dunia, 165 orang luka-luka, 2 orang hilang dan puluhan bangunan rusak. Data korban kemungkinan masih akan terus bertambah mengingat belum semua daerah terdampak di data," kata Sutopo dalam keterangan tertulisnya, Minggu pagi.

Sutopo memaparkan, jumlah korban tersebut terdapat di tiga wilayah yaitu, di Kabupaten Padenglang, Lampung Selatan dan Serang.

Kompas TV Untuk mengurai kemacetan polisi memberlakukan sistem <em>contra flow</em> di ruas Tol Cikampek. Sistem <em>contra flow</em> diberlakukan pada satu lajur di ruas Tol Cikampek di kilometer 50 hingga kilometer 61 arah Cikampek. Sistem lawan arah atau <em>contra flow</em> sepanjang 10 kilometer dilakukan sejak siang. Tak hanya sistem lawan arah polisi juga melakukan buka tutup <em>rest area</em> km 57. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kepadatan jelang pintu masuk <em>rest area</em>. Kapasitas <em>rest area</em> km 57 ini mampu menampung 1.500 kendaraan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com