Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertumbuhan Ekonomi AS Diperkirakan Bakal Melambat

Kompas.com - 25/12/2018, 13:31 WIB
Murti Ali Lingga,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

Sumber CNBC

WASHINGTON, KOMPAS.com - Bank sentral AS Federal Reserve memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi AS kemungkinan akan melambat ketika mendekati pemilihan kedua Presiden Donald Trump tahun 2020.

Dilansir dari CNBC.com, Selasa (25/12/2018), bank sentral tidak meningkatkan kekhawatiran tentang resesi yang akan segera terjadi. The Fed memproyeksikan ekonomi yang lebih lemah pada 2019 dibandingkan tahun ini.

Trump, yang sering menunjuk angka ekonomi sebagai bukti keberhasilannya, mungkin tidak memiliki banyak berita baik untuk disoroti. Sebab, pemilih semakin dekat untuk memutuskan apakah akan menempatkannya di Gedung Putih untuk masa jabatan kedua.

Baca juga: IMF Prediksi Perlambatan Ekonomi AS pada 2020

Pada Rabu lalu, The Fed menaikan suku bunga acuan Fed Fund Rate sebesar 25 basis poin menjadi 2,25-2,5 persen. Ini menandai kenaikan suku bunga keempat tahun ini.

Kenaikan telah mengguncang investor dan membuat marah Trump. Pasar saham jatuh setelah keputusan bank dan selama konferensi pers Gubernur The Fed Jerome Powell.

Sebagai bagian dari keputusannya, The Fed mengatakan aktivitas ekonomi telah meningkat pada tingkat yang kuat. Namun, proyeksi untuk pertumbuhan produk domestik bruto di masa depan kemungkinan besar tidak seperti yang diinginkan Trump.

The Fed memangkas estimasi pertumbuhan ekonomi untuk 2018 menjadi 3 persen, turun 0,1 poin persentase dari September dan memangkas prospek pertumbuhan 2019 menjadi 2,3 persen atau turun 0,2 poin persentase dari pertemuan terakhir. Perkiraan pertumbuhan jangka panjang Fed, naik menjadi 1,9 persen dari 1,8 persen.

Baca juga: Bagaimana Dampak Perlambatan Ekonomi AS Terhadap Investasi Reksa Dana?

Para ekonom, eksekutif dan sejumlah besar orang AS mulai khawatir tentang perlambatan pertumbuhan ekonomi. Responden dari Survei Fed CNBC sekarang melihat peluang resesi tertinggi yang mereka miliki selama masa jabatan presiden Trump.

Trump telah berharap untuk pertumbuhan ekonomi berkelanjutan 3 atau bahkan 4 persen, lebih dari dua persen yang diharapkan The Fed dalam jangka panjang. Gedung Putih telah berulang kali mengabaikan anggapan perlambatan ekonomi.

"Di awal tahun 2018, menjadi jelas bahwa ekonomi kemungkinan akan lebih kuat dari yang kami harapkan, sebagian karena stimulus fiskal yang diadopsi di awal tahun lebih besar dan lebih banyak front-end daripada yang diantisipasi kebanyakan," kata Powell kepada wartawan, ketika membahas mengapa Fed menaikkan suku bunga empat kali tahun ini dan berencana melakukannya dua kali tahun depan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com