Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahun Depan, Rupiah Diprediksi Bisa Tembus Rp 13.920 per Dollar AS

Kompas.com - 27/12/2018, 15:55 WIB
Putri Syifa Nurfadilah,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mirae Asset Sekuritas Indonesia memperkirakan kondisi ekonomi Indonesia pada tahun 2019 akan mulai kembali ke kondisi normal.

Berkaca dari tahun ini, Indonesia cukup berjuang untuk bertahan di tengah kondisi serba tak pasti, utamanya imbas secara global berkat perang dagang AS-China.

Oleh karenanya, Head of Research Mirae Asset Sekuritas Indonesia Hariyanto Wijaya memperkirakan bahwa rupiah di tahun 2019 diperkirakan bisa menguat hingga Rp 13.920 per dollar AS.

Baca juga: Dunia Belum Stabil, Rupiah Akan Terus Alami Turbulensi

"Pandangan kita rupiah tahun depan bisa di bawah Rp 14.000 sampai 2020. Dengan konsesus Rp 14.880 di tahun 2019 dan Rp 14.705 di tahun 2020," ujar Hariyanto di Equity Tower, Jakarta Pusat, Kamis (27/12/2018).

Hariyanto menyebut, rupiah bisa kembali menguat didasari atas dua faktor yakni kondisi ekonomi AS yang sudah berada di titik tertinggi untuk tumbuh saat ini akan melambat tahun depan. Serta, asumsi The Fed yang tadinya berencana menaikkan suku bunga 3 kali dikoreksi menjadi 2 kali.

Tahun ini, ekonomi AS tumbuh lebih cepat bahkan di luar ekspektasi hingga 2,9 persen. Percepatan ekonomi ini karena didorong oleh kebijakan pemotongan pajak Presiden AS Donald Trump.

Namun sayang, kondisi ekonomi AS yang menguat saat ini masih terombang-ambing. Hariyanto menilai jika cara percepatan ekonomi tersbeut tidak bisa dilakukan lagi tahun depan, sehingga ekonomi AS akan melambat yang diproyeksikan 2,6 persen.

Baca juga: Isu Perlambatan Ekonomi AS Membuat Rupiah Terkoreksi

Kondisi ini, sebut Hariyanto, bisa menguntungkan karena dana investor akan masuk ke negara-negara emerging market (negara berkembang) termasuk Indonesia.

"Jarak antara produk domestik bruto (PDB) Indonesia dan AS akan melebar lagi sehingga dana akan mengalir lagi ke emerging market, termasuk Indonesia sehingga rupiah bisa membaik di tahun depan," tuturnya.

Selanjutnya adalah kenaikan suku bunga The Fed yang semula akan naik 3 kali tapi kemudian dikoreksi menjadi dua kali. Ditambah, Bank Indonesia (BI) juga merespon kenaikan suku bunga ini dengan mengikuti ritme The Fed.

Dampaknya, rupiah terhadap dollar AS cenderung akan stabil.

"Tadinya kita pakai 3 kali (naik suku bunga BI) karena asumsi The Fed 3 kali tapi sekarang jadi 2 kali. Sejauh ini, untuk (kenaikan suku bunga) BI sih masih 3 kali, tapi mungkin juga ada revisi. Karena BI cenderung mimikri ke The Fed," papar Hariyanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Whats New
Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Work Smart
Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Earn Smart
Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Whats New
Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Earn Smart
Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Earn Smart
Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Whats New
Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Work Smart
Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Whats New
IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

Whats New
Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Whats New
Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Work Smart
Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Whats New
Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Whats New
PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com