Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ofo, dari Startup Bernilai Miliaran Dollar AS hingga Terancam Bangkrut

Kompas.com - 27/12/2018, 16:44 WIB
Putri Syifa Nurfadilah,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber Forbes

NEW YORK, KOMPAS.com - Ofo, merupakan perusahaan rintisan (startup) asal China. Perusahaan ini berawal dari proyek sekolah kemudian menjadi startup bernilai miliaran dollar AS, namun saat ini justru berada di ambang kebangkrutan dalam waktu kurang dari empat tahun.

Dalam sebuah surat internal yang telah beredar luas di media lokal, pendiri dan CEO Ofo Dai Wei mengakui bahwa pihaknya telah berada di bawah tekanan arus kas "besar" selama setahun terakhir. Ofo bahkan dikabarkan akan mengajukan status kebangkrutan.

Mengutip Forbes, Kamis (27/12/2018), startup layanan berbagi sepeda yang didukung Alibaba ini menyatakan bahwa perusahaan tidak dapat mengumpulkan dana eksternal.  Berdasarkan surat itu, Dai pun berencana untuk memotong semua biaya operasional, sehingga Ofo dapat mengembalikan simpanan pengguna dan membayar pemasok.

"Selama tahun lalu, kami telah menanggung tekanan arus kas yang sangat besar. Kami harus mengembalikan deposit pengguna, membayar kembali pemasok kami, dan menjaga perusahaan tetap berjalan. Kami harus mengubah setiap yuan menjadi tiga kali lipat,” sebutnya seperti dikutip dari media lokal.

Baca juga: Dari Kegagalan, Milenial Ciptakan Startup Jutaan Dollar AS

Sementara Dai sendiri menolak permintaan untuk mengomentari masalah ini.

Dai juga baru-baru ini dimasukkan daftar hitam oleh pengadilan Beijing karena tidak memenuhi kewajiban utangnya.

Para analis menyebut, masalah arus kas Ofo sebagian besar didorong oleh persaingan yang ketat di pasar yang masih belum terbukti secara komersial.


"Ofo telah dibajak oleh modal," kata Zhang Yi, pendiri konsultan iiMedia Research.

“Investor ingin perusahaan bersaing, tetapi persaingan telah berubah menjadi kacau dan tidak rasional. Sekarang, valuasi yang tinggi, tidak ada lagi yang mau mendanai bisnis ini,” tambah dia.

Berdasarkan analisis Zhang, hasil terbaik Ofo adalah menemukan pembeli yang cocok.

"Masih ada kebutuhan untuk sepeda bersama, jadi saya tidak berpikir Ofo akan mati dalam seketika," katanya.

Sementara baru-baru ini, ratusan orang yang marah berbaris di luar kantor pusat Ofo di Beijing. Mereka meminta pengembalian uang deposit.

Pengguna pada awalnya diminta untuk membayar deposit 99 yuan sebelum menggunakan sepeda Ofo, dan kemudian jumlahnya kemudian dinaikkan menjadi 199 yuan.

Mereka dapat meminta pengembalian dana melalui aplikasi Ofo, tetapi menetapkan masa tunggu 15 hari. Dan beberapa pengguna telah mengeluh di media sosial bahwa mereka tidak bisa mendapatkan uang mereka kembali bahkan setelah masa tunggu berakhir.

Didirikan pada tahun 2014 sebagai proyek universitas pada awalnya, Ofo telah berhasil menarik investor antara lain raksasa e-commerce China Alibaba.  Tahun 2017, Ofo meraih valuasi 2 miliar dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Forbes
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com